Potensi Maritim Indonesia Senilai US$ 1,2 Triliun per Tahun

Wednesday, 4 November 2015 - Dibaca 1223 kali

SURABAYA - Rangkaian seminar dan pameran Hari Nusantara ke - 15 kembali dihelat pada hari ini, Rabu (4/11) di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Jawa Timur. Surabaya menjadi kota ke - 6 yang menjadi tujuan dari rangkaian kegiatan ini, setelah sebelumnya kota-kota yang menjadi tujuan adalah Papua, Kupang, Pontianak, Makassar dan Medan.

Dalam kesempatan ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said diwakili oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian ESDM F.X. Sutijastoto. Dalam sambutannya, menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya maritim yang besar, namun belum dikembangkan secara maksimal.

"Jika dioptimalkan, maka wilayah maritim Indonesia akan mampu memberikan tambahan nilai ekonomi hingga US$ 1,2 triliun per tahun atau tambahan 1,2 kali PDB pada saat ini atau 8 kali nilai APBN 2014", papar Sutijastoto.

Sutijastoto melanjutkan, dalam mengembangkan sumber daya maritim tersebut dibutuhkan dukungan infrastruktur energi, namun hingga saat ini berbagai tantangan harus dihadapi dalam mengelola sektor energi. Disebutkan olehnya, tantangan tersebut antara lain produksi minyak yang terus menurun, rasio elektrifikasi yang masih di bawah 90%, bahkan untuk beberapa daerah tertentu masih ada yang di bawah 50%.

"Untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut, kita memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang dapat kita manfaatkan. Hanya saja belum tergarap dengan baik", papar Sutijastoto. Berbagai upaya tengah dilakukan agar EBT tidak lagi menjadi energi "nomor dua", di antaranya mempercepat perbaikan regulasi terkait EBT, seperti pemberian insentif bagi pelaku usaha yang memanfaatkan biomass, biogas dan sampah kota untuk menghasilkan tenaga listrik.

"Pemberian insentif ini diharapkan akan dapat lebih menarik investor dalam mengembangkan energi terbarukan di Indonesia. Jadi meskipun kita menghadapi berbagai tantangan di sektor energi, tapi kita juga harus terus berpikir secara mendalam untuk memecahkannya. Pemikiran ini dihasilkan dari semangat untuk membenamkan kepentingan kelompok, terlebih kepentingan pribadi dan inilah yang mendasari pemecahan berbagai tantangan tersebut", ungkap Sutijastoto. (WA)

Share This!