PLTP Patuha Unit 1 Milik PT Geo Dipa Energi (Persero) Ditetapkan Menjadi Obvitnas

Tuesday, 22 November 2016 - Dibaca 5149 kali

Objek Vital Nasional bidang Energi dan Sumber Daya Mineral, khususnya Sub-sektor energi baru, terbarukan dan konservasi energi bertambah satu. PLTP Patuha Unit 1 milik PT Geo Dipa Energi yang berlokasi di daerah Ciwidey, Jawa Barat dengan kapasitas terpasang 60 MW.

Patuha, 11 November 2016, PT Geo Dipa Energi menggelar Sosialisasi Pasca Penetapan Obvitnas PLTP Patuha Unit 1 di Kantor Administrasi GDE Unit Patuha. PLTP Patuha Unit 1 ditetapkan menjadi Objek Vital Nasional Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 7100 K/93/MEM/2016 diterbitkan tanggal 20 September 2016 Tentang Penetapan Objek Vital Nasional Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Patuha PT Geo Dipa Energi (Persero).

Kegiatan simbolis Penetapan PLTP Patuha sebagai Obvitnas dengan membuka Plang Papan Nama Bertuliskan Anda Memasuki Kawasan Objek Vital Nasional Bidang Enrgi dan Sumber Daya Mineral PT Geo Dipa Energi (Persero) oleh Kepala Pusat Pengelolaan Barang Milik Negara, Kementerian ESDM, Zainal Arifin yang didampingi oleh Direktur Utama GDE, Riki Ibrahim.

Acara tersebut dihadiri oleh Tim Obvitnas yang merupakan sinergi dari Kemenkopolhukam, Kementerian ESDM, BIN, Polri dan TNI, kemudian Dewan Komisaris dan Dewan Direksi serta Corporate Secretary GDE.

Corporate Secretary, Endang Iswandini menjelaskan Penetapan PLTP Patuha sebagai objek vital nasional merupakan antisipasi pengamanan dalam sektor ESDM yang perlu dilakukan terhadap potensi gangguan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik itu demografi, geografi, maupun sosial dan budaya.

Lebih lanjut Endang menjelaskan "Tantangan pengamanan objek vital nasional dalam sektor ESDM bisa semakin meningkat saat ini dan di waktu mendatang. Untuk itu diperlukan peningkatan penanganan dan pengelolaan keamanan pada obvitnas faktor ESDM." Tambahnya

Pengamanan obvitnas sektor ESDM khususnya bidang panas bumi dirasa sangat penting. Panas bumi termasuk energi baru terbarukan. Terdapat wacana bahwa dalam beberapa tahun mendatang akan beralih ke pembangkit - pembangkit listrik yang berasal dari energi terbarukan. Beralihnya ke renewable energi adalah sebuah kemutlakan demi kehidupan yang sehat dan harga yang lebih murah.

PT Geo Dipa Energi (Persero) memiliki dua pembangkit listrik tenaga panasbumi. Salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) GDE adalah PLTP Patuha Unit I yang memiliki kapasitas 60 MW yang dapat membangkitkan tenaga listrik.

526.000.000 kwh (525 GWH) per tahun. Apabila dibandingkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM), maka untuk membangkitkan listrik sebesar 525 GWH dibutuhkan sekitar 141 juta liter BBM setara dengan 1,2 juta barrel bbm. Dengan kata lain bahwa untuk membangkitkan listrik 60 MW tersebut nega membutuhkan biaya sebesar 1,4 triliun per tahun dengan asumsi rata-rata harga bbm industri sebesar Rp 9.800 per liter. Melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi, negara dapat melakukan penghematan penggunaan bbm dan dapat meningkatkan devisa melalui ekspor minyak bumi.

Oleh karena itulah pemanfaatan panas bumi diyakini dapat menyelamatkan bangsa Indonesia dari krisis energi dimasa mendatang. Dapat dikatakan bahwa salah satu ambisi Pemerintah ada adalah energi baru terbarukan, karena energi inilah yang bisa menyelamatkan bangsa di masa depan dibidang energi.

Untuk itulah Negara berkewajiban untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban di aset-aset sektor energi yang di dalam pengelolaan PT Geo Dipa Energi (Persero) yang memiliki sifat strategis, menyangkut hajat hidup orang banyak dan memberikan kontribusi kepada Negara.

PLTP Patuha Unit 1 terletak di sekitar Gunung Patuha di Jawa Barat yang berada sekitar 40 km di sebelah selatan kota Bandung. Tahun 2014 Geo Dipa Energi berhasil menyelesaikan pembangunan 1 unit PLTP di Patuha dengan kapasitas 60 MW. Total potensi energi panasbumi yang dihasilkan di sekitar area tersebut diperkirakan mencapai 400 MW.

Share This!