Peta Gaya Berat Indonesia Berhasil Diselesaikan

Monday, 7 January 2008 - Dibaca 4905 kali

'Kami telah merampungkan sisa pemetaan gaya berat untuk kawasan Papua pada awal Desember 2007' ujar Eko Edi Susanto Kepala Bidang Program dan Kerjasama, Badan Geologi beberapa waktu lalu di Cisarua, Bogor.

Peta gaya berat dengan skala 1: 250.000 sebanyak 24 lembar di kawasan Papua merupakan bagian terakhir atau 13,26 % dari peta geologi seluruh Indonesia. Pengerjaan peta ini membutuhkan waktu lama karena akses pengukurannya melalui medan darat, sungai, laut dan udara yang berat. Penyelesaian pengukuran di Papua dilakukan dengan menggunakan helikopter (udara).

Nomor dan nama lembar peta gayaberat sistematik kawasan Papua adalah Misool (140), Waigeo (141), Sorong (144), P. Adi (146), Karas (147), Fak-fak (148), Taminabuan (149), Mar (150), Omba (Monodowi). Kemudian Kaimana (153), Steenkool (154), Ransiki (155), Manokwari (156), Waghete (157), Enarotali (158), Waren (159), Yapen (160), Biak (161), U Mapi dan Klader (162), Yapero (163), Timika (164), Beoga (165). Selanjutnya G Doom (166), Sawai (167), Komolon (168), Mapi (169), Sarabih (170), Birufu (171), Wamena (172), Rotanburg (173), Sarmi dan Bufareh (173), Merauke (175), Muting (176), Tanahmerah (177), Oksibil (178), Pegnunungan Jayawijaya (179), Taritatu (Keromi) (180) dan Jayapura (Sentani) (181).

Pada kesempatan tersebut diungkapkan pula bahwa Badan Geologi saat ini juga telah berhasil menyiapkan Peta Geologi Digital Indonesia. Peta-peta tersebut dan peta geofisika, peta geologi kuarter, peta seismotektonik, peta geomorphologi dan peta geokimia bisa di peroleh masyarakat luas dengan menghubungi Sekretariat Badan Geologi dan Pusat data dan Informasi ESDM.

Share This!