Permasalahan BBM Merupakan Tantangan Yang Harus Dihadapi Bersama

Thursday, 17 July 2008 - Dibaca 15589 kali

Masalah peningkatan harga minyak dunia yang sedemikian tingginya telah mengakibatkan terganggunya keseimbangan didalam perekonomian dunia secara umum. Bagi Indonesia sebagai negara produsen dan konsumen minyak, kenaikan harga minyak mentah memberikan dua dampak, yakni meningkatnya penerimaan negara, tetapi pada saat yang bersamaan mengakibatkan membengkaknya beban subsidi dalam jumlah yang sangat besar sehingga mengganggu APBN. Hal ini disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika diwawancarai oleh Majalah Trubus beberapa waktu yang lalu.

Dengan meningkatnya harga minyak yang sedemikian tingginya, perlu ada upaya global melalui berbagai organisasi internasional untuk melakukan upaya penyeimbangan supply dan demand, konservasi energi, dan diversifikasi energi untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi. Permasalahan ini tidak hanya berdampak kepada suatu negara namun merupakan mata rantai yang dapat berakibat kepada menurunnya perekonomian dunia secara umum.

Menurut Presiden, untuk dapat mengembalikan tingkat harga minyak kepada tingkat yang stabil perlu adanya peningkatan investasi di kegiatan hulu minyak secara besar-besaran yang diharapkan dapat mendorong ditemukannya cadangan baru serta meningkatnya produksi minyak dunia yang pada gilirannya akan mencukupi kebutuhan sehingga harga dapat dikendalikan. Spekulasi yang terjadi di pasar minyak berjangka harus dapat dihindari, gejolak politik diselesaikan secara damai, dan kestabilan mata uang dapat terjaga. Selain itu perlu dilakukan upaya-upaya konservasi energi dan pengembangan energi alternatif untuk menurunkan kebutuhan minyak bumi.

Bila melihat latar belakang sejarah subsidi BBM, Indonesia telah menerapkan harga subsidi bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, transportasi, industri, dan kelistrikan sejak tahun 1970-an. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi, maka secara langsung akan meningkatkan kebutuhan energi. Di sisi lain, tingginya kebutuhan energi tersebut tidak dapat diimbangi dengan peningkatan ketersediaan, sehingga mengakibatkan meningkatnya subsidi yang harus ditanggung oleh negara. Apabila hal ini terus berlanjut maka berpotensi untuk mengganggu keamanan APBN dan mengurangi porsi pembiayaan sektor-sektor lain.

Share This!