Perkembangan Terkini Erupsi Gunung Semeru, Gempa Garut, dan Gerakan Tanah di Cianjur

Wednesday, 7 December 2022 - Dibaca 3202 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 515.Pers/04/SJI/2022

Tanggal: 7 Desember 2022

Perkembangan Terkini Erupsi Gunung Semeru, Gempa Garut, dan Gerakan Tanah di Cianjur

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid melaporkan perkembangan terkini bencana erupsi Gunung Semeru, gempa Cianjur dan gempa Garut berdasarkan informasi dari Tim Tanggap Darurat (TTD) Badan Geologi di lokasi bencana serta petugas Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Semeru. Wafid meminta masyarakat untuk tetap tenang dan terus memantau perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Semeru dari sumber-sumber yang dapat dipercaya.

"Pasca erupsi Gunung Semeru pada tanggal 4 Desember 2022 yang meluncurkan awan panas, TTD Badan Geologi Kementerian ESDM untuk melakukan pemeriksaan lapangan mengenai kondisi desa dan sungai terdampak," ujar Wafid, Rabu (7/12).

Wafid melanjutkan, Tim TTD yang dipimpin oleh Kepala Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Hendra Gunawan dan didampingi Tenaga Ahli Menteri (TAM) Bidang Kebencanaan Geologi Eko Budi Lelono langsung berkoordinasi dengan Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar serta petugas PGA Semeru untuk melakukan mitigasi bencana awan panas guguran Semeru di Pos Pengamatan Gunungapi Semeru Gunung Sawur Candipuro.

Terkait dengan aktivitas vulkanik Gunung Semeru Wafid menegaskan, berdasarkan hasil analisis dan evaluasi aktivitas vulkanik Gunung Semeru dalam tahap cenderung menurun pasca erupsi 4 Desember namun masih berpotensi terjadi erupsi awan panas guguran dan terutama potensi tunggi terjadi lahar. Sehingga tingkat aktivitas G. Semeru masih tetap pada Level IV (AWAS).

"Dalam status "AWAS" masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 17 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga 19 km serta tidak beraktivitas dalam radius 8 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar) dan tetap mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi,"tegas Wafid.

Wafid menginformasikan, saat ini pemantauan visual, kegempaan, deformasi Gunung Semeru akan terus dilakukan secara menerus 24 jam termasuk pengecekan suhu endapan awan panas serta terus bersinergi bersama pihak terkait untuk peninjauan giat evakuasi harta benda masyarakat di lokasi terdampat awan panas guguran Gunung Semeru.

Selanjutnya, Wafid juga melaporkan perkembangan gempa Garut dan Gerakan tanah di Cianjur pasca terjadinya gempa Garut seperti biasanya Geologi kembali mengirimkan TTD untuk melakukan pemeriksaan di Kampung Singatuwuh, Desa Jatisari, Kecamatan Cisompet. Terdapat kerusakan ringan rumah penduduk berupa retakan dinding. Guncangan gempa bumi pada skala IV MMI, melakukan pemeriksaan di Kampung Cinambo, Desa Toblong, Kecamatan Peundeuy.

Laporan TTD menyebutkan, dampak gempa bumi tersebut menyebakan 1 orang luka-luka, terjadi kerusakan ringan rumah penduduk berupa retakan dinding. Guncangan gempa bumi pada skala IV MMI, melakukan pemeriksaan di Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota. Terdapat 2 rumah penduduk mengalami kerusakan ringan berupa retakan dinding.

"Guncangan gempa bumi pada skala IV MMI, pemutakhiran dampak gempa bumi tanggal 3 Desember 2022, terdapat 2 orang luka-luka dan sebanyak 136 bangunan mengalami rusak ringan. Saat ini koordinasi dengan stake holder setempat juga terus dilakukan," ujar Wafid.

Selanjutnya untuk kejadian bencana Gerakan Tanah Cianjur, berdasarkan informasi dari Tim Tanggap Darurat yang saat ini di lokasi, TTD Gerakan Tanah dampak Gempabumi di Cianjur sedang melakukan kegiatan membantu pemerintah daerah mencari 2 calon lahan relokasi warga terdampak di Kecamatan Mande dengan luas area pertama 25 ha dan lokasi kedua dengan luas area sekitar 23 ha. "Hasil kajian kelayakan wilayah terkait ancaman bencana gerakan tanah untuk relokasi sedang dikerjakan," tutup Wafid. (TR/SF)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama

Agung Pribadi (08112213555)

Share This!