Mulai Tanggal 27 September 2016 Pukul 15:00 WITA Status G. Rinjani Waspada

Tuesday, 27 September 2016 - Dibaca 1605 kali

JAKARTA - Setelah meningkatkan Tingkat Aktivitas (Status) G. Bromo dari Level II (WASPADA) menjadi Level III (SIAGA) terhitung mulai tanggal 26 September 2016 pkl 06:00 WIB. Hari ini, Selasa (27/9) sejak pukul 15:00 WITA Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM menaikkan Tingkat Aktivitas G. Rinjani Dari Level I (Normal) menjadi Level II. Masyarakat di sekitar G. Rinjani dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan beraktivitas/berkemah di dalam Kaldera G. Rinjani dan di dalam radius 3 km dari kawah G. Barujari yang berada di dalam Kaldera G. Rinjani.

Selain meminta masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak beraktifitas dalam radius 3 km dari kawah PVMBG juga meminta jika terjadi hujan abu, masyarakat untuk diam di dalam rumah, dan apabila berada di luar rumah disarankan memakai masker, penutup hidung dan mulut serta pelindung mata agar terhindar dari infeksi saluran pernapasan (ISPA) dan iritasi mata.

Peningkatan status G. Rinjani dilakukan PVMBG berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental serta mempertimbangkan potensi ancaman bahaya yang menyertainya sejak bulan Juli hingga tanggal 27 September 2016.

Secara administratif G. Rinjani termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Puncak G. Rinjani berada pada ketinggian 3726 m di atas permukaan laut. Gunungapi Rinjani diamati secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) yang berlokasi di Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Data pengamatan G. Rinjani diolah dan dianalisis oleh ahli gunungapi di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi untuk mengevaluasi tingkat aktivitas gunungapi serta mengestimasi potensi ancaman bahayanya sehingga menjadi dasar dalam memberikan rekomendasi.

Sejarah aktivitas erupsi G. Rinjani dicirikan oleh erupsi-erupsi yang bersifat eksplosif dan efusif dengan pusat kegiatan di G. Barujari yang terletak di dalam Kaldera G. Rinjani.

Dalam sejarah aktivitasnya, erupsi G. Rinjani mengindikasikan potensi ancaman bahaya berupa jatuhan piroklastik, hujan abu dan aliran lava. Daerah yang berpotensi terancam jatuhan piroklastik dan abu terletak di dalam kaldera, jatuhan abu juga dapat tersebar di sekeliling G. Rinjani tergantung pada arah angin.

Ancaman bahaya secara tidak langsung berada di daerah utara G. Rinjani terutama di daerah aliran sungai Kokok Putih yang berhulu di area bukaan kawah. Erupsi di dalam kaldera dapat menyebabkan peningkatan muka air Danau Segara Anak yang selanjutnya berpotensi menyebabkan banjir bandang di Sungai (Kokok) Putih. (SF)

Share This!