Mitigasi Untuk Kecilkan Dampak Bencana Alam

Tuesday, 8 August 2006 - Dibaca 20244 kali

Kita tidak bisa tahu kapan datangnya bencana. Namun kita bisa melakukan mitigasi atau upaya memperkecil dampak bencana geologi,'' ujar Menteri Energi dan Sumber Daya ineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro, Selasa (8/8) di Jakarta. Melalui mitigasi itulah upaya antisipasi terhadap terjadinya bencana pada dearah-daerah yang dinilai rawan bencana bisa dilakukan.

Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan hal itu saat berbicara pada Rapat rdinasi Nasional (Rakornas) Tentang Pemanfaatan Bio Energi, Revitalisasi Pendidikan dan Penanganan Bencana Alam ynag berlangsung di Hotel Sahid, Jakarta. Tampil pula Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto. Sedang Menteri Riset dan Teknologi Kumayanto Kadiman sebagai Moderator.

Pada Rakornas yang dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada hari Senin (7/8) itu tampak hadir Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie, dan sejumlah pejabat tinggi Negara. Acara diikuti oleh hampir seluruh Gubernur dari seluruh Provinsi se Indonesia, para Bupati seluruh Indonesia serta para pejabat dari berbagai instansi Pemerintah.

Menurut Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, lempeng Benua relatif stabil. Namun lempeng Indo Australia terus bergerak ke arah utara sedang lempeng Pasifik bergerak ke arah barat. ''Ini antara lain yang menyebabkan posisi Indonesia tidak stabil dan rawan bencana geologi,'' ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro. Digambarkan betapa dimisalkan sejak 57 juta tahun lalu kepulauan Indonesia terus mengalami perubahan bentuk akibat gerakan lempeng-lempeng tersebut.

Sebagai akibat gerakan lempeng-lempeng itulah yang menimbulkan bencana geologi berupa letusan gunung berapi (vulkanologi), gempa bumi, tsunami dan gerakan tanah (tanah longsong). Diungkapkan dari 129 gunung api sekitar 13 % berada di Indonesia dan saat ini kondisinya sangat aktif. Selain itu ada tiga gunung api di dasar laut. Potensi gempa bumi di berbagai lokasi, potensi tsunami serta gerakan tanah juga di berbagai lokasi.

''Secara umum pada daerah yang pernah terjadi bencana ada peluang akan terjadi lagi. Namun hingga kini ilmu pengetahuan belum bisa meramalkan kapan, dimana tempatnya dan seberapa besarnya gempa terjadi,'' ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro. Namun kejadian-kejadian bencana memberi pelajaran yang amat berarti bagi ilmu pengetahuan untuk dipelajari guna antisipasi kejadian serupa diwaktu-waktu mendatang.

Berdasarkan ilmu pengetahuan itu pula, Departemen ESDM telah melakukan serangkaian langkah mitigasi bencana geologi. Bentuknya antara lain berupa peta lokasi rawan bencana gempa bumi, peta lokasi rawan tanah longsor, peta lokasi gunung api serta peta lokasi rawaan tsunami. ''Berdasarkan mitigasi itulah kita lakukan langkah rekomendasi guna menghadapi jika tejadi bencana. Disinilah peran Pemerintah Daerah amat penting dalam rangka menyebarluaskan kepada masyarakat,'' ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro.(*)

Share This!