Menteri ESDM Paparkan Tiga Arahan Presiden Terkait Ketenagalistrikan

Monday, 13 February 2017 - Dibaca 1659 kali
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan pada Senin (13/2), menyampaikan tiga hal yang menjadi prioritas pemerintah dalam pengelolaan ketenagalistrikan. Ketiga hal tersebut merupakan arahan presiden terkait tercapainya rasio elektrifikasi 100% di tahun 2019, ketersediaan listrik dengan harga terjangkau, serta bagaimana listrik dapat menunjang industrialisasi di dalam negeri.

Hal tersebut disampaikan Jonan saat memberikan sambutan pada Forum Bisnis 2017 yang diselenggarakan oleh PT PLN (Persero). Acara yang diselenggarakan di Hotel Fairmont Jakarta ini dihadiri Dewan Komisaris, Direksi, dan pimpinan anak perusahaan PLN. Hadir pula mendampingi Menteri ESDM, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jarman. Forum bisnis yang mengangkat tema 'Efektif dan Efisien dalam eksekusi program untuk menekan BPP dan meningkatkan revenue', ini diselenggarakan hingga Selasa (14/2).

Terkait tercapainya target rasio elektrifikasi, Presiden Jokowi menyampaikan agar target rasio elektrifikasi 100% di tahun 2019 dapat diupayakan semaksimal mungkin. "Arahan Bapak Presiden, diusahakan rasio elektrifikasi bisa mencapai 100% di tahun 2019," ungkap Jonan. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah menjembatani dengan memasang Solar Home System di 2.500 Desa. Namun menurutnya menjadi tantangan PLN untuk menyelesaikan target tersebut.

Arahan presiden lainnya yang disampaikan Jonan adalah penyediaan listrik dengan harga terjangkau. "Arahan Bapak Presiden, tarif listrik harus terjangkau. Ini menjadi tantangan yang besar bagi PLN sebagai operator kelistrikan," ungkapnya. "Keterjangkauan masyarakat menjadi sangat penting. Sebisa mungkin tarif listrik tidak naik atau kalau bisa sedikit-sedikit turun," tambahnya.

Untuk menjawab tantangan tersebut, menurut Jonan yang harus dilakukan PLN adalah perencanaan yang sangat efisien dan logis. Untuk itu Jonan telah memberikan arahan kepada Direksi PLN agar setiap wilayah dapat fokus pada energi dasar yang digunakan untuk pembangkitan berdasarkan energi dasar yang paling murah di daerah tersebut. Ia memberikan contoh wilayah Indonesia Timur seperti Maluku dan Maluku Utara dapat menggunakan gas. Namun untuk daerah pegunungan di Papua, lebih baik tidak membangun PLTG atau PLTGU karena membangun grid dari bawah ke atas tidak efisien. Ia menyarankan PLN menggunakan energi lain seperti panas bumi, surya, atau minihydro. "Intinya di setiap daerah dibikin pembangkit listrik dari energi dasar yang paling murah," ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Jonan menyampaikan bahwa Presiden juga menyoroti peran listrik dalam menunjang industrialisasi di dalam negeri. "Kalau listrik tidak bisa bersaing dengan negara-negara tetangga, pasti industrinya tidak dapat bersaing," ungkap Jonan. Untuk itu Ia setuju bahwa listrik menjadi sumber peradaban suatu bangsa. Ia berharap dalam forum bisnis ini, PLN dapat membicarakan dan mengeluarkan keputusan-keputusan yang mendukung ketiga hal penting tersebut.

Jonan juga menyampaikan arahan terkait kebijakan penggunaan energi baru terbarukan untuk pembangkit listrik. Ia berharap PLN dapat menjalankan peraturan-peraturan yang dikeluarkan terkait harga EBT, dan bekerja secara efisien agar tarif listrik masyarakat tidak naik. Dalam kesempatan tersebut Jonan juga menyelipkan pesan agar PLN menyampaikan semua pengaduan masyarakat kepada pemerintah. "Kami minta pengaduan masyarakat dapat dipantau dan dimonitor oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan," ungkap Jonan. "Tujuannya agar kita dapat saling bekerja sama meningkatkan pelayanan kepada masyarakat," tambahnya.(PSJ)

Share This!