'Lesson Learned' dari Atlas Keselamatan Migas

Wednesday, 24 August 2016 - Dibaca 1935 kali

NUSA DUA - Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru meluncurkan buku Atlas Keselamatan Migas pada Rabu (24/8). Di hari yang sama berlangsung pula salah satu rangkaian acara Forum Komunikasi Keselamatan Migas 2016, yaitu bedah buku Atlas Keselamatan Migas dengan tema "Belajar dari Pengalaman".


Buku Atlas Keselamatan Migas berisi tentang hasil investigasi yang dilakukan oleh Tim Independen Pembinaan Keselamatan Migas (TIPKM) tentang kecelakaan kerja dan lingkungan bidang migas dalam kurun waktu 2008-2016. Seperti yang dikemukakan oleh Soehatman Ramli, Ketua TIPKM, "Nah, dari atlas ini kami mengumpulkan sebanyak 31 kasus kejadian, mulai tahun 2008, tahun kejadian yang kami investigasi. Tidak semuanya kami masukkan kesitu, tapi hanya sebagian saja." Soehatman menambahkan buku ini dibagi menjadi empat cluster kasus kecelakaan migas, yaitu Hulu (Drilling & Well Services), Hilir (Refinery, LPG, LNG), Hilir (Penimbunan & Pengangkutan), dan Hilir (Pengangkutan & Pipanisasi).


Buku ini bisa menjadi pencegah agar kecelakaan-kecelakaan kerja di sektor migas yang serupa bisa dihindari. Seperti yang diungkapkan Chandra Arif, selaku anggota TIPKM, "Investigasi kecelakaan yang terjadi di sektor migas, semata-mata untuk berbagi pengalaman, dengan harapan kejadian ini tidak terulang kembali di masa depan." Chandra menambahkan bahwa hasil investigasi yang ditampilkan dalam buku bukanlah untuk menyudutkan pihak yang salah, tetapi tujuan utamanya adalah untuk menyosialisasikan pelajaran-pelajaran yang dapat diambil dari kejadian yang ada.


Soehatman menimpali bahwa kita harus mengubah paradigma dengan membuka hasil investigasi kecelakaan itu bukanlah suatu aib dan bukan sesuatu yang merusak citra. Namun dengan membuka hasil investigasi kecelakaan, akan memberikan dampak yang sangat baik bagi orang lain agar tidak menimbulkan kecelakaan seperti yang pernah terjadi sebelumnya. "Prinsipnya adalah lesson learned, jadi bukannya mencari siapa yang salah. Mohon maaf ini bukan membuka kesalahan pihak-pihak tertentu," Pungkasnya.


Rencananya buku Atlas Keselamatan Migas akan diterbitkan berkala satu tahun sekali dan menerima jika ada masukan-masukan dari para stakeholder bidang migas agar buku Atlas Keselamatan Migas menjadi lebih baik ke depan. (DAN)

Share This!