Konversi Solar ke CPO Hemat 50% Biaya Bahan Bakar Pembangkit Listrik

Friday, 31 October 2008 - Dibaca 5818 kali

JAKARTA. Konversi pemakaian Solar dengan Crude Palm Oil (CPO) pada pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) mampu menekan biaya bahan bakar hingga 50%. Hal ini disebabkab harga CPO saat ini sekitar separuh harga Solar. Penghematan akan lebih besar pada saat harga minyak mentah semakin mahal.

Demikian diungkapkan oleh Sales Manager Neaue Maschinenbau Halberstadt GmbH (NMBH, Jerman di Jakarta, Rabu (29/10) saat menyampaikan presentasi pada acara coffee morning Pemanfaatan BBN pada Pembangkit Listrik. Selain Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, hadir pada acara tersebut sejumlah pejabat dan para pemangku kepentingan Bahan Bakar Nabati.

NMBH sejak tahun 2002 telah melakukan riset pengembangan konverter untuk pemanfaatan BioDiesel bagi PLTD. Bekerjasama dengan Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi, tahun 2007 NMBH berhasil memasang alat konverter pada PLTD (10 MW) di Bagan Besar, Dumai, Provinsi Riau. Ini merupakan yang pertama di Asia.

Penggunaan CPO sebagai bahan bakar PLTD selain mampu menekan biaya bahan bakar juga mendatangkan keuntungan lain dalam bentuk transaksi perdagangan kredit karbon (CO2 Credit) senilai USD 30 per ton CO2 per tahun. Ketentuan yang diatur dalam Protocol Kyoto ini merupakan insentif program Clean Development Mechanism (CDM).

Berdasarkan perhitungan, untuk pengoperasian PLTD berkapasitas hingga 1000 KW dengan Bahan Bakar Nabati murni (B100), seperti CPO, dapat menghemat CO2 mencapai sekitar 4 juta ton per tahun. Jika diperdagangkan dalam CDM bisa menghasilkan dana sekitar USD 106.000.000/tahun. Beberapa PLTP yang dioperasikan oleh PT PLN juga telah berhasil melakukan transaksi perdagangan karbon melalui program CDM.

Share This!