Kolaborasi Kunci Penting Peningkatan Pemanfaatan EBT

Sunday, 18 December 2022 - Dibaca 822 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 532.Pers/04/SJI/2022

Tanggal: 18 November 2022

Kolaborasi Kunci Penting Peningkatan Pemanfaatan EBT

Sebagai generasi muda yang akan membentuk masa depan negara, wajib untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan guna memberikan solusi atas isu-isu nasional di masa kini dan mendatang, salah satunya adalah isu ketahanan energi dan mitigasi perubahan iklim. Pengembangan energi baru terbarukan untuk kemandirian energi bangsa menjadi sebuah keharusan.

"Pemerintah kerap dituntut untuk menjaga ketahanan dan keamanan energi nasional dengan tetap menjaga keseimbangan tiga aspek trilemma energi yaitu kesetaraan, ketahanan energi, dan keberlanjutan lingkungan," kata Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Sampe L. Purba saat memberikan insprirasi bagi wisudawan Angkatan XXIII Universitas Multimedia Nusantara, Sabtu (17/12).

c-WhatsApp%20Image%202022-12-18%20at%201

Pengembangan energi ke depannya, lanjut Sampe, harus tetap sejalan dengan komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK)nya.

Sampe mengungkapkan, dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) yang disampaikan pada Perjanjian Paris, Indonesia sendiri telah berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK sebesar 29% pada tahun 2030 tanpa bantuan internasional dan 41% dengan bantuan internasional, masing-masing sebesar 834 Mt Carbondioxide equivalent (CO2e) dan 1.185 Mt CO2e.

Komitmen tersebut diperkuat di COP26 Glasgow 2021 di mana Pemerintah Indonesia menyatakan kemampuannya untuk berkontribusi dalam percepatan perwujudan Net-Zero Emission (NZE) global.

"Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) juga membuka peluang dalam membangun ekonomi nasional yang hijau serta sebagai upaya pemulihan ekonomi paska pandemi. Isu ini sesuai dengan tema Presidensi G20 Indonesia yaitu Recover Together, Recover Stronger yang mengangkat transisi energi sebagai salah satu isu utamanya," lanjut Sampe.

Saat ini Indonesia sedang menjalankan transisi energi dari energi berbasis fosil ke energi energi baru dan terbarukan yang terbukti rendah emisi dan lebih ramah lingkungan. Untuk mempercepat pemanfaatan EBT, Pemerintah melakukan berapa program antara lain, pembangunan PLT EBT On Grid berbasis RUPTL PLN, Implementasi PLTS Atap, Konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ke PLT EBT (PLT Gas sebagai transisi), Mandatori B30, dan Co-Firing Biomassa pada PLTU.

"Pengembangan EBT adalah salah satu upaya kita untuk memenuhi komitmen NDC. Dalam dokumen Updated NDC yang disampaikan pada pertemuan COP27, Indonesia telah menaikkan komitmen penurunan emisi GRK di tahun 2030 dari sektor energi menjadi 358 - 446 Juta ton CO2," jelas Sampe.

Mengakhiri sambutannya, Sampe menegaskan bahwa kolaborasi merupakan kunci penting untuk meningkatkan pemanfaatkan EBT.

"Sinergi dan kolaborasi dari semua kalangan sangat dibutuhkan untuk percepatan pengembangan EBT di Indonesia, terutama dari kalangan anak muda dan akademisi. Mereka lah yang mampu menciptakan inovasi-inovasi baru dan memajukan kualitas SDM Indonesia di mata dunia internasional," tutup Sampe. (SF)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama

Agung Pribadi (08112213555)


Share This!