Jangan Percaya Sawit Pemicu Perubahan Iklim

Friday, 12 February 2016 - Dibaca 2233 kali

NUSA DUA a Indonesia merupakan negera pengekspor sawit terbesar didunia dan telah memanfaatkannya untuk beberapa produk unggulan dari kosmetik hingga bioenergy. Kebijakan mandatory BBN untuk produk biodoesel yang saat ini mencapai 20% merupakan upaya pemerintah untuk mengurangi impor BBM sekaligus meningkatkan nilai tambah sawit. Dalam perjalanannya produk sawit Indonesia mengalami banyak kampanya negatif (black campaign) dari kompetitornya di luar negeri.Mengenai kampaye negatif sawit yang mengatakan merusak lingkungan dan penyebab perubahan iklim, Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said mengatakan, aSoal sawit kita harus sensitive melihatnya dari sisi geopolitik, persaingan perdagangan global. Hari ini kalau 7 juta kiloliter dikonsumsi oleh biofuel itu adalah produk dari eksisting kebun dan bukan membuka hutan baru, jadi kalau kita dituduh merusak lingkungan itu tidak beralasan, itu cara persaingan global dan kita menurut saya harus strength strong,a ujar Sudirman sesaat sebelum menutup ajang Bali Clean Energy Forum (BCEF) 2016, Jumat (12/2).Jika ada pengembangan lanjut Sudirman, kita menggunakan lahan yang disebut degraded land (lahan kritis) jadi tidak perlu lagi menebang hutan baru karena kita punya jutaan hectare lahan tersebut yang beberapa sudah kita rintis seperti di Kalimantan Tengah di Sulawesi dan juga Papua.aJadi jangan percaya bahwa menggunakan sawit itu serta merta kemudian menimbulkan emisi dan merusak hutan karena sebetulnya yang digunakan adalah hasil dari kebun yang sudah ada dan kalau perlu perluasan maka bukan lagi membuka hutan baru namun memakai lahan yang sudah ada,a tegas Sudirman.Pendiskreditkan produk sawit Indonesia merupakan bagian dari kompetisi internasional untuk amenghantama sawit Indonesia karena perannya yang begitu besar. aJika kita sedikit bergoyang, itu pasar global juga akan goyang karena itu ketika kita menyerap beberapa persen saja untuk biofuel sudah berdampak pada kenaikan harga 10% karena memang betul-betul signifikan,a tambah Sudirman.aKita akan terus berdiri tegak untuk memperjuangkan ini karena ini menyangkut national interest kita,a tambahnya lagi. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Rida Mulyana mengiyakan pernyataan Menteri ESDM karena menurutnya pernyataan bahwa sawit penyebab perubahan iklim itu merupakan black campaign, karena untuk penyerapan B20 pemerintah tidak meminta mereka membukan lahan baru tapi meningkatkan produktifitasnya.Dijelaskan Rida, saat ini seluruh limbah sawit telah dimanfaatkan karena adanya regulasi mengenai tariff yang menguntungkan. alimbah cair dan cangkang yang dihasilkannya pun sekarang dimanfaatkan sebagai energi listrik yang dulunya dibiarkan. Sekarang mereka berbondong-bondong memanfaatkannya dengan mengubah sesuatu yang membuat pencemaran udara menjadi sesuatu yang ekonomis karena kebijakan tariff yang menguntungkan. Jadi sama sekali sekarang tidak ada sampah yang dihasilkan dari sawit yang menjadi biang keladi perubahan iklim,apungkas Rida. (SF)

Share This!