ICP Februari 2017 Naik Tipis Lagi Jadi US$ 52,50 per Barel
Sunday, 5 March 2017 - Dibaca 1820 kali
JAKARTA - Tim Harga Minyak Indonesia menyatakan, rata-rata ICP minyak mentah Indonesia pada bulan Februari 2017 berdasarkan perhitungan Formula ICP, kembali naik tipis sebesar US$ 0,62 per barel dari US$ 51,88 per barel pada Januari 2017 menjadi US$ 52,50 per barel.
Peningkatan tipis juga terjadi pada ICP SLC yang naik sebesar US$ 0,25 per barel dari US$ 53,11 per barel menjadi US$ 53,36 per barel.
Menurut Tim Harga Minyak, perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar Internasional pada bulan Februari 2017 dibandingkan bulan Januari 2017 mengalami peningkatan menjadi sebagai berikut:
- Brent (ICE) naik sebesar US$ 0,55 per barel dari US$ 55,45 per barel menjadi US$ 56,00 per barel.
- WTI (Nymex) naik sebesar US$ 0,85 per barel dari US$ 52,61 per barel menjadi US$ 53,46 per barel.
- Basket OPEC naik sebesar US$ 0,97 per barel dari US$ 52,40 per barel menjadi US$ 53,37 per barel.
a. Produksi Negara - Negara OPEC (kecuali Libya dan Nigeria) turun sebesar 1,04 juta barel per hari menjadi 29,93 juta barel per hari pada bulan Januari 2017 dibandingkan supply baseline pada bulan Oktober 2016 (kecuali supply baseline Angola September 2016). Adapun target penurunan yang disepakati sebesar 1,16 juta barel per hari (IEA Februari 2017).
b. Berdasarkan data awal pada Januari 2017, tingkat produksi Rusia turun 0,1 juta barel per hari menjadi 11,48 juta barel per hari. Adapun target penurunan produksi dari 11 Negara - Negara Non OPEC adalah 558 ribu barel per hari yang didominasi oleh Rusia hingga 300 ribu barel per hari. (IEA Februari 2017)
Faktor lainnya adalah terdapat penurunan produksi minyak dunia pada Januari 2017 dibandingkan Desember 2016:
a. Produksi minyak dunia turun 1,29 juta barel per hari menjadi 95,82 juta barel per hari didominasi oleh penurunan produksi minyak mentah Negara - Negara OPEC yang mencapai 0,89 juta barel per hari. (OPEC MOMR Februari 2017).
b. Produksi minyak dunia turun 1,48 juta barel per hari menjadi 96,39 juta barel per hari didominasi oleh penurunan produksi minyak mentah Negara - Negara OPEC hingga mencapai 1 juta barel per hari. (IEA Februari 2017).
Selain itu, terdapat revisi naik atas proyeksi permintaan minyak dunia pada Q1 2017 pada publikasi Februari 2017 dibandingkan publikasi Januari 2017 :
a. OPEC merevisi naik proyeksi permintaan minyak dunia pada Q1 2017 sebesar 0,25 juta barel per hari menjadi sebesar 94,84 juta barel per hari. (OPEC MOMR Februari 2017).
b. IEA merevisi naik proyeksi permintaan minyak dunia pada Q1 2017 sebesar 0,1 juta barel per hari menjadi 97 juta barel per hari. (IEA Februari 2017).
Lebih lanjut Tim Harga Minyak menyatakan, berdasarkan publikasi mingguan Energy Information Administration (EIA), terjadi penurunan stok gasoline dan distillate Amerika Serikat pada akhir bulan Februari 2017 dibandingkan akhir bulan Januari 2017:
a. Stok gasoline turun 0,7 juta barrel menjadi 256,4 juta barel.
b. Stok distillate turun 5,6 juta barel menjadi 165,1 juta barel.
Faktor lainnya, berdasarkan preliminary data pada bulan Desember 2016, total stok komersial Negara - Negara OECD kembali mengalami penurunan bulanan sebesar 33,8 juta barel menjadi 2.999 juta barel dibandingkan November 2016. (OPEC MOMR Februari 2017).
Terakhir, Amerika Serikat memberikan sanksi kepada Iran pasca missile ballistic test Tehran. Department of Treasury Amerika Serikat mengumumkan sanksi kepada 25 individu dan perusahaan terkait program tersebut. (PLatts Februari 2017)
Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi antara lain oleh:
a. Flash Japan Manufacturing PMI(TM) mencapai titik tertinggi dalam 35 bulan terakhir pada Februari 2017 menjadi 53,5 dibandingkan Januari sebesar 52,7. (Publikasi Nikkei - IHS Markit - 21 Februari 2017)
b. Tingkat permintaan minyak India meningkat 197 ribu bph menjadi 4.746 ribu barel per hari pada Desember 2016 dibandingkan tahun lalu. (OPEC MOMR Februari 2017).
c. Stok komersial Cina mengalami penurunan sebesar 0,4 juta barel menjadi 362,8 juta barel pada Desember 2016 dibandingkan November 2016. (OPEC MOMR Februari 2017). (TW)
Share This!