Human Capital Terus Mengeksplor dan Mencari Inovasi*

Thursday, 1 March 2018 - Dibaca 1415 kali

JAKARTA - Wakil Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Arcandra Tahar terus memberikan motivasi kepada generasi muda, khususnya Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), agar mulai saat ini merubah paradigma berpikir dari sebagai human resources menjadi human capital. Human capital itu adalah ciri dari manusia yang aktif dan terus tumbuh mencari cara bagaimana lebih baik dari hari ke hari. Sebaliknya human resources, itu manusia pasif yang menunggu perintah dalam melaksanakan tanggung jawabnya.

"Kapitalisme itu berasal dari capital, jadi kalau saya bicara human capital, itu artinya manusia yang bisa menghasilkan capital, lalu bagaimana cara berpikirnya? cara berpikirnya adalah jika hari ini ada 200 orang yang berkumpul dengan pendapatan setiap orang US $1.000 per jam, maka untuk satu jam kedepan kita telah mengeluarkan US $200.000 per jam, dan jika tiga jam maka akan mengeluarkan uang US $600.000, maka manusia sebagai unsur dari capital, kalau saya spend US $600.000 tiga jam untuk acara ini, maka organisasi yang 200 orang ini harus mampu menghasilkan dua kali lipatnya atau output untuk acara ini adalah $1.200.000, begitulah cara orang-orang di negara kapitalis berpikir," ujar Arcandra membuka motivasinya bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM, di Jakarat Kamis (1/3).

Manusia sebagai human capital adalah manusia yang secara aktif mengeksplor kemungkinan-kemungkinan sehingga dia menghasilkan capital dan sebagai human resources adalah manusia yang yang pasif menunggu perintah untuk menjalankan kewajibannya.

"Manusia aktif menjadikan hari ini menjadi lebih baik dari hari kemarin maka itu dinamakan sebagai human capital. Kalau kita pasif yang mau digunakan, menunggu perintah dari atasan, mengerjakan satu, dua, tiga, empat dan kalau tidak ada pekerjaan dia akan diam maka dia dinamakan sebagai resources, resources yang tersedia untuk digunakan, maka orangnya dinamakan human resources," lanjut Arcandra.

Arcandra menambahkan, human resources umumnya menggunakan kekuatan ototnya untuk bekerja, sementara human capital tidak, human capital itu bukan pekerja pasif tapi aktif, yang terus menerus mencari cara bagaimana menghasilkan capital dua kali lipat dari yang sudah dikeluarkan.

Menempatkan manusia sebagai human resources itu paradigma merupakan lama, sedangkan paradigma yang baru itu dinamakan human capital, manusia itu adalah mahluk yang aktif yang mencari jati dirinya untuk berkembang setiap hari. Pada dasarnya filosofinya adalah hari ini harus menjadi lebih baik dari hari kemarin, ini yang dinamakan human capital.

Lembaga-lembaga riset yang berasal dari human resources umumnya tidak menghasilkan produk yang merubah peradaban manusia, sedangkan human capital mereka akan menghasilkan produk yang berasal dari ide-ide baru sehingga mampu merubah peradaban manusia seperti Google, Apple dan listrik.

Human capital memungkinkan diterapkan di mana saja termasuk di pemerintahan karena human capital tidak bergantung dengan sektor dimana sesorang bekerja, baik di sektor swasta maupun pemerintahan, yang penting value-nya. Human capital itu bisa menjadi orang yang the most valuable player. Ada value creation yang dibuat untuk organisasi. (SF)

Share This!