G. Lewotobi Erupsi, Badan Geologi Rekomendasi Evakuasi Masyarakat dalam Radius 7 Km dari Kawah
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
SIARAN PERS
NOMOR: 620.Pers/04/SJI/2024
Tanggal: 4 November 2024
G. Lewotobi Erupsi, Badan Geologi Rekomendasi Evakuasi Masyarakat dalam Radius 7 Km dari Kawah
Setelah status Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dinaikkan menjadi Level III (AWAS), Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid meminta warga terdampak erupsi agar dievakuasi ke luar radius aman 7 kilometer dari kawah.
"Kami sudah berkoordinasi dengan BNPB untuk menyediakan kantong-kantong pengungsian. Berdasarkan referensi kami, lokasi-lokasi pengungsian ini harus berada lebih dari 7 km dari puncak. Sehingga, jika terjadi letusan kembali, para pengungsi tidak akan terdampak," ujar Wafid dalam konferensi pers di Bandung, Senin (4/11).
Selain penyediaan kantong pengungsian yang aman, lanjut Wafid, perlu juga segera diidentifikasi kebutuhan-kebutuhan pengungsi, termasuk ketersediaan air bersih.
Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Senin, 4 November 2024 pukul 08.40, menunjukkan bahwa beberapa desa telah diungsikan. Di Kecamatan Mulang Gitang, ada 6 desa yang terdampak, yakni Desa Pululera, Desa Nawakwote, Desa Hokingjaya, Desa Klatanlo, Desa Boru, dan Desa Borukedang. Di Kecamatan Ilebura, terdapat satu desa yang terdampak, yaitu Desa Duli Pali. Hingga saat ini, dilaporkan ada sembilan korban meninggal dunia, meskipun masih dalam proses konfirmasi lebih lanjut.
Total warga terdampak mencapai 10.295 jiwa atau 2.734 kepala keluarga (KK). Di Kecamatan Mulang Gitang, terdapat 2.527 KK atau 9.479 jiwa yang terdampak, sementara di Kecamatan Ilebura terdampak 207 KK atau 816 jiwa. Penanganan darurat oleh instansi terkait, termasuk BPBD, telah dilakukan untuk mengurus pengungsian, perlindungan, logistik, dan kesehatan warga.
Mengenai kronologi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Wafid menjelaskan bahwa pada 3 November 2024 pukul 23.57 WITA, terjadi erupsi dengan kolom asap yang tidak teramati. Letusan tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dan durasi sekitar 24 menit 10 detik. "Akibat erupsi ini, material pijar menyebar hingga menyebabkan kebakaran di pemukiman warga. Erupsi lanjutan terjadi pada pukul 01.34 dan 02.24 WITA dengan kekuatan yang lebih kecil dibanding erupsi pertama," jelasnya.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki terjadi rata-rata 6-8 kali setiap hari. Namun, aktivitas gempa erupsi terakhir tercatat pada 1 November 2024, dan setelahnya belum ada erupsi. Fenomena ini mengindikasikan adanya sumbatan yang menghambat material vulkanik untuk keluar, yang dapat meningkatkan potensi terjadinya erupsi lebih besar dari periode sebelumnya.
Wafid mengimbau masyarakat untuk mematuhi arahan pemerintah daerah dan tidak mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya. Warga terdampak hujan abu diharapkan menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut guna menghindari risiko gangguan pernapasan akibat abu vulkanik.
Gunung Lewotobi Laki-laki adalah satu dari dua gunung api kembar yang berada di bagian tenggara Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Gunung api stratovulkanik ini memiliki ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut dan masih aktif.
Pasca erupsi ini, status Gunung Lewotobi Laki-laki dinaikkan dari Level III (SIAGA) menjadi Level IV (AWAS) sejak 3 November 2024 pukul 24.00 WITA. Tingkat aktivitas gunung akan dievaluasi secara berkala, terutama jika terjadi perubahan signifikan. (SF)
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama
Agus Cahyono Adi
Share This!