Dilanjutkan, Kerjasama Indonesia-Jepang Dalam Upgrading Batubara Kalori Rendah

Thursday, 7 September 2006 - Dibaca 15026 kali

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Kepala Badan Litbang Departemen ESDM Nenny Sri Utami dengan Prof Ando dari Japan Coal Energy Centre (JCOAL). Selain itu juga ditandatangani naskah kerjasama pelaksanaan pembangunan Demonstrasi Plant UBC antara Kepala Puslitbang Tekmira Bukin Daulay dengan Prof Ando.

Pada kesempatan tersebut, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro menyaksikan penandatanganan naskah kerjasama. ''Kerjasama ini akan membuat batubara kalori rendah yang ada di Indonesia bisa ditingkatkan kualitasnya sehingga akan memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi,'' ujar Menteri ESDM saat memberikan sambutan.

Menurut Menteri ESDM saat ini jumlah batubara kalori rendah (5100 kkal/gr) di Indonesia mencapai 60 % atau lebih dari 36 miliar ton. Sementara produksi batubara yang kalori tinggi (6000 kkal/gr) masih dominan yaitu sekitar 107 juta ton per tahun sehingga cadangan masih bisa diproduksi hingga 150 tahun.

Namun jika batubara kalori rendah juga bisa diproduksi maka cadangan batubara Indonesia bisa memperpanjang jangka waktu produksi hingga 200-300 tahun. '' Karena kini teknologinya sudah tersedia, maka batubara kalori rendah sudah bisa ditingkatkan kualitasnya,'' ujar Menteri ESDM.

Teknologi UBC merupakan upaya mengurangi kadar air batubara dengan pengaturan temperatur dan tekanan. Hasilnya, batubara yang semula kandungan kalorinya sekitar 5100 kkal/gr bisa ditingkatkan menjadi 6000 kkal/gr. Selain itu batubara yang telah di upgrade jika digunakan sebagai bahan bakar tidak lagi menimbulkan pencemaran bagi lingkungan.

Kepala Pusalitbang Tekmira mengungkapkan setelah berhasil mengembangkan tekonologi pada pilot plant di Palimanan, Cirebon, dengan kapasitas 5 ton per hari, dalam waktu dekat akan dibangun Demonstration Plant UBC di Asam-asam, Kalimantan Selatan. Kapasitasnya mencapai 1000 ton per hari atau sama dengan hasil 600 ton per hari batubara yang telah diupgrade.

Untuk keperluan pembangunan Demo Plant UBC di Asam-asam ini diperlukan dana sekitar US$ 80 juta. Menurut Kepala Puslitbang Tekmira, dananya akan ditanggung bersama antara JCOAL, Kobe Steel dan perusahaan batubara nasional yang beroperasi di Kalimantan Selatan. Diharapkan pada tahun 2008 sudah mulai berproduksi.

Share This!