Didampingi Menteri ESDM, Wapres Luncurkan Konversi Minyak Tanah ke Elpiji

Tuesday, 8 May 2007 - Dibaca 10431 kali

"Bersama ini saya resmikan pelaksanaan program konversi penggunaan elpiji 3 kg untuk rumah tangga golongan ekonomi rendah yang selama ini menggunakan minyak tanah," ujar Wapres M Yusuf Kalla. Menurutnya, sebanyak 20 juta Kepala Keluarga (KK) masyarakat miskin akan menjadi target program ini selama tiga tahun ke depan.

Selain mendapatkan paket kompor dan tabung gas elpiji 3 kg secara gratis, pada acara peluncuran program konversi tersebut masyarakat juga diajari pemakaian kompor gas. Demo dilakukan sejak cara memasang selang, memasang regulator hingga menyalakan kompor gas. Demo dilakukan oleh petugas Unit Gas Domestik PT Pertamina.

Acara peluncuran dilakukan di salah satu lokasi agen minyak tanah di desa Kebon Pala, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur. Usai mengakhiri sambutan sekaligus mencanangkan peluncuran konversi minyak tanah ke elpiji, Wapres menyerahkan secara langsung paket kompor dan tabung gas elpiji 3 kg kepada 10 ibu rumah tangga miskin disekitar lokasi acara.

Selain Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, hadir pada acara peluncuran program konversi itu antara lain Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Menteri UKM Suryadharma Ali, Meneg Pemberdayaan Perempuan Meuthia Hatta, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, Dirjen Migas Luluk Sumiarso, Kepala BP Migas Kardaya Warnika dan Kepala BPH Migas Tubagus Haryono.

Hadir pula pada acara tersebut pimpinan PT Pertamina antara lain, Komisaris Utama PT Pertamina Endriartono S dan Komisaris PT Pertamina Maizar Rachman. Sedang dari unsur Direksi PT Pertamina antara lain Dirut PT Pertamina Ari H Soemarno, Direktur Niaga dan Pemasaran Achmad Faisal.

Penggunaan elpiji sebagai pengganti minyak tanah, menurut Wapres Yusuf Kalla, selain bisa mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin juga bisa menekan subsidi BBM yang selama ini ditanggung APBN. "Selain itu pemakaian elpiji juga tidak menimbulkan polusi yang berlebihan," papar Wapres M Yusuf Kalla.

Berdasarkan kajian ilmiah, pemakaian 1 liter minyak tanah equivalent 0,4 kg elpiji. Sehingga jika menggunakan elpiji, masyarakat akan menghemat Rp 1700 dibanding minyak tanah. Selanjutnya, berdasarkan uji coba disejumlah daerah konversi minyak tanah ke elpiji bisa mendatangkan penghematan Rp 25.000 per bulan per KK.

Bagi pemerintah, program konversi memang membutuhkan dana investasi bagi pembangunan prasarana yang besar, yakni sekitar Rp 20 triliun. "Namun, penghematan yang bisa dilakukan juga tidak kecil. Jika pemakaian minyak tanah bisa diganti seluruhnya dengan elpiji itu berarti subsidi sebesar Rp 30 triliun per tahun untuk minyak tanah tidak diperlukan. Ini artinya IRR lebih dari 100 %," papar Wapres M Yusuf Kalla.

Share This!