AS Bersiap Menuju Kemandirian Energi

Friday, 20 March 2009 - Dibaca 3383 kali

JAKARTA. Presiden Amerika Serikat Barrack Obama bertekad untuk menghapuskan ketergantungan AS terhadap impor minyak dari negara-negara lain dan akan membangun perekonomian berdasarkan kebijakan energi baru yang dapat menciptakan jutaan lapangan pekerjaan. Sejalan dengan hal tersebut, Presiden Obama mengeluarkan dua Presidential Memoranda yang ditujukan kepada Departemen Transportasi dan Environtmental Protection Agency (EPA) beberapa waktu yang lalu.Kepada Departemen Transportasi, Presiden Obama memerintahkan untuk menetapkan standar efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi. Sedangkan EPA diperintahkan untuk mengkaji kembali keputusan EPA pada tahun 2007 yang menolak permintaan negara bagian California untuk menetapkan standar emisi kendaraan yang lebih tinggi dari standar federal AS.Sebagai langkah awal menuju kemandirian energi AS, Presiden menetapkan 3 hal yang harus dilakukan. Pertama, mengusulkan paket stimulus (the American Recovery and Reinvestment Plan/ARRP) sebagai down payment yang akan menyerap sekitar 460.000 tenaga kerja AS melalui investasi dan meningkatkan pemakaian energi alternatif dua kali lipat dalam tiga tahun. Kedua, mendukung ketersediaan akses kendaraan bermotor yang ramah lingkungan sebagai down payment bagi upaya untuk mengurangi ketergantungan minyak impor, yang akan dimulai dengan pemberlakuan standar baru kendaraan bermotor model tahun 2011 yang lebih hemat BBM. Sedangkan langkah ketiga yang akan ditempuh adalah dengan menjalin kerjasama dengan pemerintah negara-negara bagian untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.Tentunya, arah kebijakan dan lingkungan AS diperkirakan akan turut mempengaruhi perkembangan investasi dunia khususnya di bidang energi terbarukan. Demikian pula dengan kebijakan pro-lingkungan yang semakin menguat akan memperbesar tekanan AS kepada negara-negara besar yang menghasilkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) tinggi seperti China dan India untuk membatasi emisi sebagaimana negara-negara maju. Untuk ke depannya, Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan momentum kebijakan baru AS ini untuk meningkatkan kerjasama bilateral dalam pengembangan energi terbarukan dan konservasi energi.

Share This!