Andalkan Energi Daerah untuk Maksimalkan Keterjangkauan Listrik

Monday, 13 February 2017 - Dibaca 1410 kali

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, pada Rapat Kerja Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Jakarta, Senin (13/10), menyampaikan bahwa ketersediaan listrik dan keterjangkauan masyarakat atas listrik harus diusahakan mati-matian. "Yang perlu diusahakan mati-matian itu listrik harganya harus terjangkau," tuturnya.

Untuk mewujudkan kedua hal tersebut, menurut Jonan, ada tantangan yang harus dihadapi, yakni perecanaan yang efisien dan logis. "Sebagai negara kepulauan, tidak mungkin kita membangun national grid. Menyambung 800 lebih pulau yang berpenghuni dengan kabel bawah laut itu tidak mudah," tambahnya.
"Maka dari itu, saya selalu bicara kepada Direktur Utama PLN supaya setiap wilayah fokus pada energi dasar untuk pembangkit listrik. Itu berdasarkan kehandalan atau ketersediaan energi dasar yang paling lumrah di daerah tersebut," ujarnya.

Jonan pun mencontohkan untuk daerah Sumatera Selatan dan Lampung, di mana batubara menjadi energi dasar, maka sebaiknya dibangun pembangkit listrik dengan tenaga dasar batubara. "Karena mengirim listrik dari Tanjung Enim ke Jawa atau Palembang itu lebih murah daripada mengirim batubara," sambungnya. Contoh lain untuk daerah Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua bisa menggunakan gas dari Kilang LNG Tangguh sebagai energi dasar bagi pembangkit listrik.

"Masalah keterjangkauan listrik ini harus direncanakan dengan baik dan dengan kesadaran bahwa negara ini bentuknya kepulauan. Tidak mungkin bangun sesuatu yang harus semua batubara, atau semua gas, atau semua dari energi baru dan terbarukan (EBT)," pungkas Jonan. (DKD)

Share This!