Kementerian ESDM Targetkan Rasio Elektrifikasi 99,9 Persen di Tahun 201

Wednesday, 7 March 2018 - Dibaca 1947 kali

Kementerian ESDM menaikkan target capaian rasio elektrifikasi dari semula 97,5% menjadi 99,9% di akhir tahun 2019. Hal tersebut dilakukan mengingat capaian akhir tahun 2017 dapat mencapai 95,35% atau meningkat lebih dari 4% dari tahun sebelumnya. Dengan capaian tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan optimistis target rasio elektrifikasi yang telah direvisi tersebut dapat terealisasi.

"Pertama kali dalam sejarah itu meningkatkan rasio elektrifikasi lebih dari 4% dalam setahun," ungkap Jonan. Hal tersebut ia sampaikan saat menyampaikan keynote speech Energy Talk dengan tema Mendongrak Rasio Elektrifikasi yang diselenggarakan Harian Investor Daily di Jakarta, Selasa (6/3).

Hadir pula pada acara tersebut Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Andy N Sommeng, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana, Direktur Utama PLN Sofyan Basir, Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman, Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia, dan President Director Medco Energi Hilmi Panigoro. Mereka menyampaikan paparan terkait upaya yang dilakukan untuk mendongrak rasio elektrifikasi melalui berbagai upaya. Pemimpin Redaksi Investor Daily Primus Dorimulu didaulat menjadi moderator diskusi yang berlangsung meriah tersebut.

Jonan menyampaikan bahwa untuk meningkatkan rasio elektrifikasi, saat ini pemerintah fokus pada daerah-daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Namun menurutnya hal tersebut tidak mudah karena lokasi rumah penduduk yang sulit diakses. Kondisi tersebut banyak dijumpai di daerah Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua.

Menurut Jonan, pemerintah telah mencoba berbagai alternatif dalam upaya peningkatan rasio elektrifikasi, salah satunya dengan cara memanfaatkan sumber daya energi baru dan terbarukan. "Tantangannya bagaimana membuat tarif listrik dengan harga affordable," tuturnya. Jonan sendiri telah menyampaikan komitmen Pemerintah bahwa tarif tenaga listrik (TTL) tidak mengalami kenaikan hingga 2019. "Keputusan ini merupakan wujud komitmen pemerintah untuk menyediakan listrik yang berkeadilan sosial," ujarnya.

Dalam acara tersebut, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Andy N Sommeng mengungkapkan bahwa saat ini kita telah masuk di dalam era yang disebut grid edge. Menurut Andy terdapat tiga kecenderungan dari grid edge, yaitu elektrifikasi, digitalisasi, dan desentralisasi.

"Jadi elektrifikasi semakin hari semakin penting, semakin ke depan semakin penting, ke depan itu semua yang menggerakkan ekonomi itu digerakkan listrik," kata Andy. Selanjutnya dengan digitalisasi menurut Andy kita bisa memperoleh listrik yang harganya affordable, semua bisa lebih efisien, bisa terukur dan losses bisa diprediksi. Hal terpenting ketiga menurutnya adalah desentralisasi.

"Desentralisasi adalah ini kaitannya bahwa ke depan itu akan sulit membedakan produsen dan konsumen, artinya bahwa yang tadinya produsen bisa juga menjadi konsumen, yang konsumen pun bisa berubah menjadi produsen." tutupnya. (AT/PSJ)