Wapres Yusuf Kalla:Harga BBM Tidak Naik Hingga 2009

Selasa, 8 Mei 2007 - Dibaca 7526 kali

"Tidak akan ada kenaikan harga BBM lagi. Pilihannya adalah melakukan berbagai konversi pemakaian BBM ke bahan bakar lainnya sehingga beban subsidi BBM dalam APBN bisa ditekan sekecil-kecilnya," ujar Wakil Presiden M Yusuf Kalla, Selasa (8/5) saat Peluncuran Program Konversi Minyak Tanah ke Elpiji 3 Kg di Kebon Pala, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur.

Hadir pada acara tersebut antara lain Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Menteri Negara UKM Suryadharma Ali, Meneg Pemberdayaan Perempuan Meuthia Hatta, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, Dirjen Migas Luluk Sumiarso, Kepala BP Migas Kardaya Warnika, Kepala BPH Migas Tubagus Haryono dan Direktur Utama PT Pertamina Ari H Soemarno.

Subsidi BBM, menurut Wapres M Yusuf Kalla, memang cukup memberatkan APBN. Setiap tahunnya jumlah subsidi BBM dan listrik mencapai sekitar Rp 60 triliun hingga Rp 70 triliun. "Untuk menekan subsidi maka pemakaian minyak tanah perlu dikonversi ke elpiji. Sedang pembangkit listrik yang menggunakan BBM dikonversi menjadi pembangkit batubara," ujar Wapres Yusuf Kalla.

Program konversi BBM ke elpiji untuk rumah tangga dan ke batubara untuk pembangkit listrik bertujuan untuk meringankan beban APBN dari tekanan subsidi. Pemerintah mentargetkan program konversi ini akan berjalan dalam 1 hingga 3 tahun ke depan. "Sasarannya pada tahun 2009 atau 2010 nanti dana subsidi BBM yang cukup besar itu bisa dialihkan untuk program kesejahteraan masyarakat," papar Wapres M Yusuf Kalla.

Menurut Wapres M Yusuf Kalla, pilihan menggunakan minyak tanah untuk golongan masyarakat berpenghasilan ekonomi rendah terbukti tidak tepat. Pasalnya, minyak tanah yang biaya produksinya hampir menyamai bahan bakar pesawat terbang, jika dikonsumsi oleh warga miskin membutuhkan subsidi yang jumlahnya besar. "Inilah yang perlu kita ubah," tegas Wapres Yusuf Kalla.

Pilihannya adalah dengan mengkonversi ke elpiji. Masyarakat pemakaian minyak tanah dialihkan menggunakan elpiji. Pemerintah, melibatkan PT Pertamina, Departemen ESDM, Departemen Perindustrian, Kementrian UKM dan Kementrian Pemberdayaan Perempuan, membagikan secara gratis paket kompor dan tabung gas 3 kg kepada sekitar 20 juta KK keluarga miskin. Diharapkan konversi bisa diselesaikan 3 tahun ke depan.

Bagikan Ini!