Dalami Visi Hidrogen, Ditjen Migas Gelar Sharing Session Masa Depan Hidrogen

Senin, 22 Juli 2024 - Dibaca 153 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 382.Pers/04/SJI/2024

Tanggal: 22 Juli 2024

Dalami Visi Hidrogen, Ditjen Migas Gelar Sharing Session Masa Depan Hidrogen

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) menggelar sharing session bertajuk "Kelompok Berbagi Semangat dan Pembelajaran (Kopi Senja): The Future of Hydrogen". Sharing session ini bertujuan agar para pegawai dapat menyuarakan ide-ide yang dimiliki secara kasual.

Direktur Teknik dan Lingkungan Minyak dan Gas Bumi (Migas) Noor Arifin Muhammad pada sambutannya mengatakan bahwa kegiatan Kopi Senja ini merupakan sesi dialog santai untuk membahas topik dan isu penting di subsektor minyak dan gas bumi.

"Dengan kita kumpul-kumpul dan ngobrol secara informal tentang suatu topik, biasanya akan tercetus banyak alternatif dan pegetahuan. Kami akan meneruskan kegiatan sharing idea secara bebas ini karena agenda ini sangat baik," ujar Noor Arifin di kantornya, Senin (22/7).

Tema "The Future of Hydrogen" terpilih karena hidrogen merupakan hal yang baru untuk Migas. Menurutnya, masih banyak yang perlu dieksplorasi mengenai hidrogen agar para pegawai dapat menjalankan tugas-tugas baru. Kopi Senja kali ini diharapkan para pegawai dapat lebih mendalami visi hidrogen sebagai salah satu cara untuk dekarbonisasi.

"Dengan tema hidrogen ini kita ingin tahu sebetulnya apa yang sudah dikerjakan oleh PLN dan juga mungkin visi PLN terhadap hidrogen ini. Diharapkan Kopi Senja episode kali ini memberi wawasan baru bagi kita dan semoga bermanfaat bagi kita dalam kita menjalankan tugas-tugas baru mengingat hidrogen sendiri juga merupakan hal yang baru untuk kita," ujar Arifin.

Hadir sebagai narasumber pada Kopi Senja, Vice President Dekarbonisasi PT PLN (Persero) Ricky Cahya Andrian menjelaskan bahwa air atau hidrogen telah terbukti sebagai sumber energi. Dahulu, hidrogen banyak digunakan oleh NASA untuk pesawat terbang. Namun kini karena teknologi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sudah semakin terjangkau, barulah hidrogen digunakan sebagai sumber energi oleh banyak pihak.

"Bila dilihat dari polanya, maka bisa diramal bahwa PLN akan mengalami disrupsi. Kami sendiri kini sedang memutar otak untuk memikirkan cara agar PLN tidak terkena disrupsi," ujar Ricky

Dalam pemaparannya Ricky juga mengatakan bahwa ke depannya syntetic fuel akan merajalela. Bahkan salah satu perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat berhasil menerapkan syntetic fuel sebagai sumber energi, di mana syntetic fuel atau air yang didapatkan bukanlah berasal dari air tanah ataupun sumber air lainnya melainkan dari atmosfer.

Ricky mengatakan bahwa banyak perusahaan kini telah memiliki roadmap untuk menerapkan dekarbonisasi. Dekarbonisasi paling umum yang banyak diterapkan oleh perusahaan diantaranya adalah Energi Baru Terbarukan (EBT), hidrogen, ataupun carbon capture.

"Seandainya hidrogen ingin bersaing, maka sudut pandang yang harus diambil adalah penenakan bahwa tidak semua bisa didekarbonisasi menggunakan listrik atau baterai. Sementara hidrogen sendiri merupakan carrier. Bahasa mudahnya, hidrogen dapat ditransformasikan menjadi banyak bentuk sesuai dengan kebutuhan," tutur Ricky.

Dalam pemaparannya, Ricky juga menyampaikan bahwa Hidrogen juga kini bisa digunakan untuk menjadi bahan bakar Electronic Vehicle (EV) dengan mengandalkan fuel cell. EV yang menggunakan hidrogen sendiri merupakan salah satu cara dekarbonisasi terbaik karena emisi yang dikeluarkan adalah 0 karena sisa yang dihasilkan berbentuk tetesan air. (GERILYA ACADEMY/DKD)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama

Agus Cahyono Adi

Bagikan Ini!