Smelter Inalum Bakal Punya Pasokan Alumina Sendiri

Senin, 27 Mei 2024 - Dibaca 45 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 294.Pers/04/SJI/2024

Tanggal: 27 Mei 2024

Smelter Inalum Bakal Punya Pasokan Alumina Sendiri

PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) merupakan produsen alumunium terbesar di Indonesia dengan rata-rata produksi mencapai 250.000 ton alumunium per tahun dalam bentut ingot, billet, dan alloy. Tahun 2024 ini, PT Inalum direncanakan akan mendapatkan pasokan bahan baku alunima dari Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat menggantikan impor dari Australia.

Kepala Biro Komunikasi Layanan informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi saat mengunjungi lokasi pabrik pemurnian (smelter) PT Inalum mengatakan, proses pemurnian yang dilakukan PT Inalum ini dapat menjadi contoh perusahaan lain dalam menerapkan kebijakan hilirisasinya.

"Hilirisasi yang dilakukan PT Inalum ini adalah salah satu contoh program hilirisasi yang sudah dilakukan selama 58 tahun dibangun disini (Sumatera Utara) untuk mendekati sumber energinya. Bahan bakunya diolah disini menggunan sumber energi hijau yang ramah lingkungan," ucap Agus usai mengunjungi smelter PT Inalum di Kuala Tanjung, Suamtera Utara, Kamis (23/5).

Perjalanan yang panjang beroperasi menjalankan program hilirisasi selama 58 tahun merupakan tantangan tersendiri bagi PT Inalum. "Ini tantangan untuk PT Inalum bagaimana melaksanakan program nasional hilirisasi yang sudah selama 58 tahun beroperasi dengan baik. "Terus pertahankan, tingkatkan dan perlihatkan jika program hilirisasi memberikan nilai tambah ekonomi yang besar," lanjut Agus.

Sementara itu, Kepala Smelter PT Inalum Ismadi mengatakan, "Tahun ini jika Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat sudah beroperasi maka akan memasok bahan baku alumina sudah diatas 500.000 ton per tahun maka tidak diperlukan lagi impor alumina dari Australia".

SGAR Mempawah yang merupakan Proyek strategis untuk pemurnian bijih bauksit itu dikelola oleh PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI) yang sahamnya mayoritas dimiliki Inalum sebanyak 60% dan sisanya Antam dengan kepemilikan 40%.

"SGAR Mempawah fase I direncananya bakal menambah kapasitas produksi smelter grade alumina mencapai 1 juta ton, dengan kapasitas serap bauksit dari hulu sebesar 3 juta ton," lanjut Ismadi.

Smelter PT Inalum saat ini memproduksi alumunium sebesar 250.000 ton yang sebagian besar untuk kebutuhan domestik. Tahun ini produksi alumunium PT Inalum ditargetkan menjadi 274.000 ton. "Kapasitas kita sebetulnya 250 ribu awalnya ingot semua sekarang ingot kita kurangi kita diversifikasi menjadi alloy 45 ribu dan bilet 30 ribu Nah sekarang dengan pabrik yang sekarang kita menaikkan kapasitas tahun ini menjadi Rp274.000," lanjutnya lagi.

Smelter PT Inalum dalam menjalankan produksinya menggunakan sumber energi bersih dari dua Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang dibangun secara mandiri oleh PT Inalum yakni PLTA Sigura Gura dengan kapasitas terpasang sebesar 286 MW dan PLTA Tangga dengan kapasitas terpasang sebesar 317 MW.

"Dengan harga sumber energi yang murah menyebabkan struktur biaya Inalum itu selalu lebih murah dibanding industri aluminium manapun di dunia. Jadi harga aluminium drop pun kita pasti untung. Nah itu makanya itu keberkahan kami di Inalum. Sepanjang pabriknya si Aman, berapapun harga aluminium kita profitnya selalu positif," ungkap Ismadi. (SF)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama

Agus Cahyono Adi

Bagikan Ini!