Potensi ESDM Papua Barat Perlu Dioptimalkan

Kamis, 15 November 2007 - Dibaca 8638 kali

'Papua Barat memiliki potensi sumber daya mineral dan migas yang cukup besar, namun potensi itu masih sebagian kecil yang sudah dieksploitasi. Untuk itu masih perlu dioptimalkan,' ujar Assisten II Wakil Gubernur Drs. Ishak Hallatu membacakan sambutan Gubernur Papua Barat, Rabu (14/11) di Manokwari.

Sambutan Gubernur Papua Barat itu dibacakan saat pembukaan seminar 'STRATEGI KEBIJAKAN ESDM DALAM KERANGKA KEBIJAKAN EKONOMI NASIONAL'. Tampil sebagai pembicara dalam seminar yang berlangsung dua sesi itu adalah sejumlah pengamat ekonomi, akademisi maupun birokrat.

Diungkapkan oleh Gubernur, guna mengoptimalkan pengembangan potensi itulah maka pembangunan Papua Barat berdasar prinsip 'satu tapi dua dan dua tapi satu' yang digagas Gubernur Papua dan Papua Barat dilaksanakan dengan benar. 'Penuh tanggung jawab dan bukan slogan saja,' tegasnya.

Peran bidang energi dan sumber daya mineral tersebut dapat dilakukan melalui berbagai jalur, seperti investasi di bidang pertambangan dan ekspor hasil-hasil tambang. Selain itu juga berupa penyediaan energi yang mencukupi bagi kebutuhan pembangunan dan sebagainya.

'Oleh sebab itu diperlukan adanya komitmen bersama antara pemerintah pusat, daerah, stakeholder dan jajaran terkait untuk menyamakan persepsi dan menyatukan langkah,' papar Gubernur dalam sambutannya itu.

Selain itu berbagai ketentuan perundang-undangan yang belaku dibidang energi dan sumber daya mineral perlu memberikan insentif untuk menarik investor, terutama agar membangun pabrik pengolahan berbagai hasil tambang di daerah setempat dan tidak dijual dalam bentuk bahan mentah.

Pilihan inilah yang akan memungkinkan terjadinya peningkatan daya saing daerah meliputi sumber daya manusia, infrastruktur dan suprastruktur atau kebijakan dan insentif pemberdayaan masyarakat melalui kebijakan yang memihak kepada masyarakat lokal. 'Atau adat serta pengaturan pemanfaatan tanah hak ulayat dalam kaitannya dengan investasi,' paparnya.

Pada kesempatan tersebut Gubernur menyebutkan bahwa saat ini di Indonesia pengangguran mencapai 9,8% dengan penduduk miskin sebesar 17,8%. Untuk itulah pemerintah sejak memulai memegang tugas kekuasaan tahun 2004 memilih kerangka kebijakan ekonomi nasional yang bertumpu pada Strategi Tiga Jalur (Triple Track Strategy).

Strategi tersebut pada dasarnya yaitu (1) mendorong pertumbuhan melalui investasi dan ekspor, (2) menggiatkan kembali sektor riil untuk membuka lapangan kerja yang lebih luas, dan (3) revitalisasi pertanian dan ekonomi pedesaan untuk mengurangi kemiskinan.

Tampil sebagai pembicara pada sesi 1 adalah Dr. Noer Azam Achsani ( Brighten Institute) dengan makalah berjudul 'Strategi Pembangunan ESDM dalam Kerangka Kebijakan Ekonomi Nasional'. Dr. Iman Sugema (INDEF) dengan tema 'Kebijakan Daaerah dan Kaitannya dengan Pembangunan ESDM Tinjauan dari Perspektif Akademisi/Masyarakat'. Alam Yusuf (GM. Unit Pemasaran Indonesia Timur PT Pertamina). Sebagai moderator adalah Ir. Priyo Pribadi (Dir. Eksekutif IMA).

Sedang pada sesi ke 2 sebagai pembicara adalah Bambang Mulyoto (Dinas Tamben Papua Barat) dengan makalah 'Kebijakan Daaerah dan Kaitannya dengan Pembangunan ESDM Tinjauan dari Perspektif Pemda'. Iko Jakalaksana (PT.Freeport Indonesia) membawakan makalah 'Tinjauan Pengusahaan dan Pemanfaatan ESDM:perspektif Penghasil/Pelaku'. Ady Taufik (PT Antam) dengan makalah 'Tinjauan Pengusahaan dan Pemanfaatan ESDM: Perspektif Penghasil/Pelaku'. Sebagai moderator adalah Prawiranto Wibowo.

Bagikan Ini!