Penghargaan Dharma Karya Pertambangan dan Energi Bagi Karyawan PT PLN

Selasa, 30 Oktober 2007 - Dibaca 8472 kali

Adalah Achmad Syam, yang saat itu bertugas sebagai Kepala Cabang PT PLN di Sampit dihadapkan pada pilihan yang tidak mudah menjalankan tugas pengelolaan kelistrikan ditengah konflik etnis yang masif. 'Situasinya benar-benar kacau balau, kerusuhan terjadi dimana-mana. Aktivitas masyarakat berjalan sangat tidak normal,' ujar Achmad Syam mengenang. Namun ia sadar untuk tidak terbawa arus kekacauan. Maka tindakan yang segera dilakukan adalah mengajak seluruh karyawan PT PLN di daerah itu untuk tidak membawa sukuisme. 'Kita sejak awal menjadi karyawan PLN tidak membedakan asal-usul daerah. Jadi kami ajak seluruh karyawan untuk tetap satu keluarga besar perusahaan tidak terpengaruh pada konflik yang terjadi,' ujar Achmad Syam.

Langkah itu cuku jitu. Tak hanya mampu membangun soliditas sesama karyawan dalam perusahaan. Namun juga menjadi modal untuk tetap menjalankan tugas menyalurkanl istrik ke pelanggan maupun fasilitas publik ditengah berlangsungnya konflik. Selain itu aset-aset perusahaan juga tetap bisa diamankan sehingga listrik tetap menyala kendati kerusuhan nyaris membuat masyarakat kehilangan rasa kemanusiaannya.

Lain lagi dengan Tim Pasundan. Inilah sekelompok karyawan PT PLN Distribusi Jawa Barat yang senantiasa bergerak cepat memulihkan gangguan kelistrikan di wilayah bencana. Tim yang terdiri 90 orang dari kelompok ahli Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) serta karyawan lain dari 9 Area Pelayanan Jaringan (APJ) telah bergerak pada berbagai daerah terkena bencana di Tanah air.

'Sudah ada tiga pulau yang terkena bencana kita datangi. Selain memulihkan kelistrikan kami juga menyalurkan Sembako, bantuan medis dan misi kemanusiaan ainnya,' ujar salah seorang dari Tim Pasundan. Seperti MER-C, Tim Pasundan biasanya langsung bergerak ke lokasi begitu mendengar terjadi bencana. Tersebarnya unit-unit PT PLN ke seluruh Indonesiasangat membantu tim ini dalam menjalankan tugas yang sarat dengan aspek kemanusiaan ini.

Semula terbentuknya Tim Pasundan sebagai wujud kepedulian terhadapa bencana Tsunami di Aceh. Bahwa tim ini berhasil menembus Meulaboh sebelum bantuan lain datang. Tim Pasundan juga tergolong yang pertama menjangkau korban tsunami di pantai Pangandaran. Selain itu tim ini juga telah membantu korban bencana gempa Yogyakarta, Bengkulu serta banjir di Jakarta.

Tak hanya peduli terhadap aspek kemanusiaan dan sosial, kepekaan akan upaya peningkatan penyelenggaraan kelistrikan juga tidak kendur. Umartono dari PT PLN Distribusi Bali adalah sosok yang berhasil memanfaatkan tenaga angin menjadi listrik dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Bayu di Nusa Penida. Kemudian langkah ini menjadi pemicu untuk dikembangkan di Jawa Timur, Sulawesi Utara hingga Bangka Belitung.

Sedang Marjono Mulyono dari Unit PT PLN Pelayanan Transmisi Surabaya berhasil memimpin pengambilalihan teknologi penyambungan kabel bawah laut Jawa-Madura dari pihak asing (BICC dan Pirelly). Bahkan bisa lebih sepat dua minggu dari waktu sebulan yang biasanya dibutuhkan. Sehingga mampu menghemat biaya hingga Rp 6,1 miliar. Sehingga pasokan listrik ke pulau Madura berlangsung dengan lebih baik.

Tim PDKB PT PLN APJ Mojokerto, Jatim berhasil membuat cross arm support dengan lebih murah. Jika semula peralatan standar berharga Rp 97,5 juta maka alat buatan mereka hanya butuh dana Rp 300 ribu. Selain itu juga mampu mempercepat penyelesaian pekerjaan PDKB dari empat jam menjadi satu jam dengan penggunaan peralatan buatan sendiri ini.

Djoko Rahardjo Abumanan dari PT PLN APJ Bojonegoro mampu melakukan pemetaan susut listrik hingga per penyulang dan gardu serta audit energi. Ini dilakukan dengan menggunakan peralatan hasil modifikasi CT/PT 20 KV Indoor menjadi Outdoor dan KWh meter yang sudah masuk kategori usang. Sedang Sri Budi Santoso berhasil mengembangkan aplikasi software MS Office Exel untuk mendapatkan metode penyeimbang beban gardu listrik selama 24 jam.

Hartono Indarto adalah orang yang berhasil memimpin pemanfaatan peralatan yang sangat terbatas untuk mempercepat pemulihan pasokan listrik sistem Jawa-Bali yang rusak akibat gempa Yogyakarta. Hardian Sakti dan Hengky Lumingas menemukan alat tambahan berupa Wireless Meter Reading and Disconnecting pada KWh meter. Sehingga membuat KWh meter bisa membaca akurat dan cepat serta bisa memutuskan aliran listrik dari jarak jauh.

PT PLN APJ Bima mengembangkan Unit Layanan Cepat (ULC), SMS Suara Pelanggan dan ULC Gangguan Mesin sehingga mampu menekan jumlah gangguan jaringan. Sedang PT PLN AP Singaraja bisa mempercepat pelunasan penjualan tenaga listrik melalui program Gebyar Meriah dan penggunaan Key Pad pada daerah terpencil, hasilnya mampu meningkatkan penjualan dan pendapatan listrik di daerah terpencil.

Sekelompok karyawan muda di PLTU Suralaya juga berhasil memodifikasi sistem proteksi scaper conveyor coal handling dengan menambah dua buah speed transmitter. Langkah ini bisa memperkecil peluang kerusakan conveyor di PLTU Suralaya sehingga meningkatkan kinerja pembangkit listrik andalan sistem Jawa-Bali. Sedang Cabang Kendari membangun crossing teluk jaringan untuk menekan susut jaringan. Cabang Luwuk memanfaatkan teknologi wireless untuk meningkatkan Online Payment.

Almarhum Endang Sapturi dari PT PLN Jasa dan Produksi berhasil menciptakan matry segel yang bermanfaat bagi pengamanan keaslian produk komponen kelistrikan. Sehingga menghindari pemalsuan. Adapun Gustar Ali Amry Sirigar dari PT PLN Wilayah Sumatera Utara berhasil menekan susut non teknis dengan membangun keberanian tim dalam operasi P2TL.

**********

Berbagai langkah karyawan PT PLN itulah yang barangkali mendorong Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro memberikan penekanan khusus saat memberikan pidato pada acara peringatan Hari Listrik Nasional ke 62 tanggal 27 Oktober 2007. 'Aspek sosial yang ditunjukan keluarga besar PT PLN adalah bukti BUMN ini merupakan bagian bangsa yang tumbuh dan besar dilingkungan masyarakat,' ujar Purnono Yusgiantoro.

Menurutnya, pemerintah menyadari peran penting PT PLN dalam perkembangan ketenagalistrikan nasional hingga saat ini. 'Selain itu pemerintah sangat mengapresiasi kiprah dan perjuangan PT PLN dalam turut membantu menyelesaikan berbagai permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat,' tegas Purnomo. Tim PT PLN dinilai telah aktif bergerak dan berdedikasi tinggi membantu korban tsunama Aceh, gempa Yogyakarta, tsunami di Pangandaran, banjir Jakarta hingga gempa Bengkulu.

Menurut Purnomo, jajaran PT PLN merupakan salah satu tim dari BUMN yang menerobos masuk ke kawasan bencana. Bukan hanya memulihkan pasokan listrik yang amat dibutuhkan masyarakat korban bencana alam namun juga memulihkan infrastruktur lainnya dan memberikan bantuan sembako, medis serta bantuan kemanusiaan lainnya. 'Kepedulian sosial warga PT PLN sangat tinggi,' tegas Purnomo Yusgiantoro.

Untuk itulah, atas nama pemerintah sebagai Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro menganugerahkan Penghargaan Dharma Karya Pertambangan dan Energi kepada 16 karyawan/kelompok kerja di lingkungan PT PLN. 'Penghargaan ini untuk menghargai jasa kepedulian sosial dan kelompok PT PLN atas aktifitasnya tanpa pamrih pada musibah tsunami Aceh, gempa Yogyakarta, banjir besar Jakarta, tsunami Pangandaran hingga gempa Bengkulu serta perannya bagi pembangunan kelistrikan,' ujar Purnomo Yusgiantoro.

Peran besar warga PT PLN masih diharapkan dalam ikut membangun bangsa. Khususnya di bidang kelistrikan. Selain berharap BUMN ini menjadi garda terdepan bagi pemanfaatan Bahan Bakar Nabati juga diharapkan terus mencari terobosan pemanfaatan energi terbarukan yang potensinya sangat besar di Indonesia. Tak terkecuali terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Bagi Purnomo, pembangunan kelistrikan dalam beberapa tahun belakangan memang tidak mudah. Selain keuangan negara yang semakin terbatas, krisis moneter yang melanda Indonesia ikut mempersulit pembangunan kelistrikan. Sebaliknya, tuntutan pelanggan semakin tinggi. Serta permintaan listrik semakin tumbuh dengan cepat hingga 7 persen per tahun.

Untuk itu PT PLN diminta mengambil langkah-langkah terobosan. Terlebih lagi rasio elektrifikasi masih tertahan pada kisaran 58 persen. Artinya, masih 42 persen warga Indonesia yang belum menikmati listrik. Listrik yang sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat modern ini menjadi tugas PT PLN sebagai pemegang PKUK untuk meningkatkan rasioelektrifikasi.

Ditengah ketidakmudahan itulah Purnomo Yusgiantoro menilai warga PT PLN masih mampu melihat celah peluang. Upaya-upaya yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok karyawan PT PLN yang disebutkan diatas sebagai langkah yang bukan hanya perlu ditiru namun juga terus dipupuk untuk dilanjutkan secara terus menerus. 'Pacu terus semangat mencari terobosan guna meningkatkan kinerja perusahaan dan meningkatkan pelayanan pelanggan dan masyarakat,' ujarnya.

Menurut karyawan senior PT PLN Dewi Sri Wahyunie, upaya mencari terobosa dalam bentuk inovasi, kratifitas maupun kepedulian sosial merupakan komitment perusahaan. 'Kami menyadari selain tuntutan profesionalitas, perusahaan merupakan bagian dari masyarakat sehingga tidak mungkin lepas dari kepedihan yang dialami masyarakat,' ujar Dewi Sri Wahyunie.

Untuk mendorong keterlibatan dan memicu karyawan, manajemen perusahaan melakukan pembentukan tim untuk menyeleksi calon penerima penghargaan itu. Menurutnya semula terjaring 42 kandidat dari seluruh unit PT PLN diseluruh tanah air. Setelah dilakukan secara ketat pihak Departemen ESDM menetapkan 16 perorangan dan kelompok di lingkungan PT PLN yang dinilai pantas menerima penghargaan. Mereka memang tanpa pamrih dan berdedikasi.

Bagikan Ini!