Melampaui Target, Penerimaan Sektor ESDM Capai Rp 220 T

Rabu, 27 Desember 2006 - Dibaca 8056 kali

''Realisasi penerimaan sektor ESDM tahun 2006 lebih besar Rp 3.616 miliar atau 1 % dari target penerimaan yang ditetapkan dalam APBN-P 2006. Sumbangan terbesar masih sub sektor minyak dan gas bumi,'' ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro saat memaparkan evaluasi kinerja sektor ESDM di Jakarta, Kamis (28/12).

Pada acara pemaparan yang dihadiri oleh wartawan dari berbagai media masa itu tampak hadir mendampingi sejumlah pejabat Departemen ESDM antara lain Sekretaris Jenderal Departemen ESDM Waryono Karno, Wakil Kepala BP Migas Triyana, Kepala BPH Migas Tubagus Haryono, Dirut PT Pertamina Ari H Soemarno.

Secara rinci diungkapkan oleh Menteri ESDM realisasi penerimaan negara dari sektor Migas tersebut terdiri dari penerimaan perpajakan (PPh Migas dan Pajak non Migas) sebesar Rp 55.996 miliar, penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp 157.588 miliar dan penerimaan lain-lain sebesar Rp 7.297 miliar.

Penerimaan tahun 2006 ini mengalamai kenaikan jika dibanding dengan tahun 2005 maupun 2004. Dibandingkan dengan penerimaan tahun 2005 sebesar Rp 155.360 miliar maka mengalami kenaikan sebesar 42,17 %. Sedang jika dibanding penerimaan tahun 2004 yang mencapai Rp 117.198 miliar naik sebesar 88,47%.

Selain mampu melampaui target penerimaan negara, pada tahun 2006 sektor ESDM juga telah berhasil menekan angka subsidi. Jika alokasi subsidi BBM dalam APBN-P 2006 mencapai Rp 64 triliun, estimasi realisasi hingga akhir desember 2006 sebesar Rp 60,55 triliun.

Diungkapkan oleh Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro kenaikan harga minyak mentah memang menjadi salah satu pemicu kenaikan penerimaan dari sub sektor migas. Selain itu, akibat kenaikan harga minyak juga mendorong kenaikan harga sejumlah mineral. Sehingga penerimaan sub sektor mineral juga meniangkat.

''Ini terjadi karena adanya penurunan volume penggunaan BBM bersubsidi khususunya premium dan solar,'' ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro. Sedang untuk konsumsi minyak tanah diakui mengalami kenaikan. Adapun untuk subsidi Tarif dasar Listrik (TDL) estimasi realisasinya sebesar Rp 27,5 triliun atau lebih rendah dari angka subsidi dalam APBN-P sebesar Rp 31,5 triliun.

Selama tahun 2006, sektor ESDM juga mampu menarik investasi yang tidak kecil. Disebutkan oleh Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, hingga akhir bulan Desember nilai investasi sektor yang dipimpinnya mencapai US$ 15,8 miliar. Subsektor migas mencapai US$ 9,7 miliar, subsektor kelistrikan US$ 4,7 miliar dan sub sektor mineral, batubara dan panas bumi sebesar US$ 1,3 miliar.

''Angka ini tidak termasuk komitment investasi China yang ditandatangani saat ICEF II di Shanghai, bulan Oktober 2006 dan komitmen investasi Jepang yang ditandatangani pada IJERT VII bulan November 2006 di Tokyo,'' ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro. Komitmen investasi saat ICEF II sebesar US$ 3.281,5 juta dan saat IJERT VII sebesar 1.300 juta. Selain itu ada pula komitmen investasi di kelitbangan sebesar US$ 7,6 juta.

Bagikan Ini!