Lokakarya Atlas Pulau Kecil Berdasarkan Tektogenesis

Selasa, 26 Juni 2007 - Dibaca 6467 kali

"Kepulauan Indonesia yang menjadi pertemuan tiga lempeng benua memiliki struktur geologi yang rumit. Penyusunan atlas ini patut dihargai. Karena selain bisa untuk data dasar potensi sumber daya alam juga bermanfaat bagi tata ruang nasional. Melalui lokakarya ini diharapkan adanya masukan yang positif," ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro saat membuka lokakarya.

Selain itu Indonesia yang memiliki luas daratan 1,9 juta km2 dan luas laut 6,5 juta km2 juga sering disebut sebagai benua maritim. Sedang pulaunya mencapai sekitar 17 ribu. Penyusunan atlas kepulauan berdasar proses tektonik atau tektogenesis ini juga bermanfaat bagi pemetaan daerah yang pernah mengalami bencana geologi guna keperluan perencanaan pembangunan.

Sedang Kepala Badan Geologi Bambang Dwijanto mengungkapkan penyusunan atlas ini melibatkan para peneliti serta ahli. Tidak hanya dari Badan Geologi namun juga ahli dari lembaga lain misalnya LIPI. "Ini merupakan pekerjaan pengumpulan data dalam kurun waktu empat dasa warsa pembangunan nasional," ujar Bambang Dwijanto.

Penyusunan atlas selain didukung data primer juga data sekunder. Atlas ini antara lain terdiri dari peta digital dengan skala 1:1 juta serta peta geologi dengan skala 1:500 ribu dan 1:250 ribu. "Melalui lokakarya ini kami ingin mendapat masukan guna penyempurnaan," papar Bambang Dwijanto.

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan secara simbolis atlas kepada pihak Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional. Penyerahan dilakukan dari pihak Badan Geologi yang diterima oleh Direktur Penataan Ruang Nasional, Departemen Pekerjaan Umum Ruchyat Deni Jakapermana

Bagikan Ini!