Dibentuk, Konsorsium Percepatan Pembangunan Pabrik Pencairan Batubara

Selasa, 22 Mei 2007 - Dibaca 9629 kali

"Konsorsium inilah yang akan secara intensif mewujudkan upaya percepatan pembangunan pabrik BCL semi komersial berkapasitas 13.500 barel/hari," ujar Kepala Badan Litbang Departemen ESDM Nenny Sri Utami saat acara dialog yang berlangsung di Auditorium Departemen ESDM, Jakarta. Keterlibatan pemerintah sebatas sebagai fasilitator. Sedang dana dari kalangan swasta.

Ke 13 penandatangan konsorsium itu adalah Bukin Daulay-Kepala Pusat Tekmira, Adrian Lembong-Manajer Pengembangan Bisnis PT Adaro Indonesia, Ponsak Tongampai-Direktur PT Jorong Barutama Greston, Bob Kamandanu-Presiden Direktur PT berau Coal, Ari Hudaya-Presiden Direktur PT Bumi Resources Tbk, Kaz Tanaka-Presiden Direktur PT DH Power.

Michael Sumarijanto-Presiden Komisaris PT Bayan resources, Ilham A Habibie-Presiden Direktur PT Ilthabi Bara Utama, Djuniarman Djulkifli-VP PT rekayasa Industri, Sukrisno-Presiden Direktur PT Tambang Batubara Bukit Asam, Ari H Soemarno-Dirut PT pertamina, Surender Singh-Managing Director Bussines Development AES Asia&Middle East dan Nenny Sri Utami-Kepala Badan Litbang Departemen ESDM.

Pembangunan pabrik BCL semi permanent ini merupakan tahapan yang harus dilalui sebelum melangkah ke tahap pembangunan pabrik komersial. Untuk pabrik komersial minimum berkapasitas 27.000 barel/hari. Meski diharapkan baru akan beroperasi tahun 2013, namun pembangunan pabrik skala komersial tetap akan dijalankan secara pararel. Bedanya untuk pabrik skala komersial murni dilakukan oleh pihak swasta.

Pabrik BCL akan menghasilkan bahan bakar sintetis. Bahan bakar ini memiliki standar kualitas yang hampir sama dengan bahan bakar minyak sehingga juga bisa untuk digunakan kendaraan bermotor. Sedang sebagai bahan bakunya adalah batubara muda atau brown coal yang jumlahnya cukup banyak di Indonesia terbesar di Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.

Bagikan Ini!