Bioenergi Berpotensi Kurangi Kemiskinan

Jumat, 16 November 2007 - Dibaca 7483 kali

Demikian salah satu kesimpulan Seminar Nasional bertajuk STRATEGI KEBIJAKAN ESDM DALAM KERANGKA KEBIJAKAN EKONOMI NASIONAL di Manokwari, Papua Barat, Rabu (14/11). Seminar yang dibuka oleh Gubernur Papua Barat itu menampilkan sejumlah pembicara dari kalangan birokrat, pelaku usaha, akademisi maupun pengamat.

Tampil sebagai pembicara pada sesi I adalah Dr. Noer Azam Achsani ( Brighten Institute) dengan makalah berjudul 'Strategi Pembangunan ESDM dalam Kerangka Kebijakan Ekonomi Nasional'. Dr. Iman Sugema (INDEF) dengan tema 'Kebijakan Daaerah dan Kaitannya dengan Pembangunan ESDM Tinjauan dari Perspektif Akademisi/Masyarakat'. Alam Yusuf (GM. Unit Pemasaran Indonesia Timur PT Pertamina). Sebagai moderator adalah Ir. Priyo Pribadi (Dir. Eksekutif IMA).

Sedang pada sesi ke II sebagai pembicara adalah Bambang Mulyoto (Dinas Tamben Papua Barat) dengan makalah 'Kebijakan Daaerah dan Kaitannya dengan Pembangunan ESDM Tinjauan dari Perspektif Pemda'. Iko Jakalaksana (PT.Freeport Indonesia) membawakan makalah 'Tinjauan Pengusahaan dan Pemanfaatan ESDM: perspektif Penghasil/Pelaku'. Ady Taufik (PT Antam) dengan makalah 'Tinjauan Pengusahaan dan Pemanfaatan ESDM: Perspektif Penghasil/Pelaku'. Sebagai moderator adalah Prawiranto Wibowo.

Selain menekan kemiskinan, pengembangan bioenergi dalam jangka panjang juga bertujuan mendorong bauran energi. Untuk itu, dibutuhkan penataan program yang sistematis dan didukung dengan penataan kelembagaan yang baik. Sebagai program berbasis lahan dan mengingat misi sejatinya, program reforma agraria dalam kerangka pengelolaan Bioenergy ini menjadi sangat strategis.

Pada seminar itu juga terungkap bahwa sektor energi sangat berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Karena itu pembangunan sektor ini menjadi sangat strategis. Saat ini, sektor ESDM telah memberikan kontribusi sebesar 35 persen pada perekonomian nasional.

Hal ini bisa dilihat pada realisasi investasi ESDM tahun 2006 yang mencapai 14 Milyar dolar AS atau Rp 120 trilyun, dengan penerimaan APBN- nya mencapai Rp 237 trilyun (melampaui dari target Rp 217 trilyun). Sehingga sektor ini memegang peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Tujuan pembangunan ekonomi Nasional adalah pengurangan kemiskinan dan pengangguran. Dalam rangka itu, peranan penting pemerintah antara lain melalui suatu program-program yang targeted dan fiscal-driven dapat dilakukan dalam menghadapi stagnasi dalam pencapaian sasaran pembangunan. Peran sektor ESDM amat strategis dan penting dalam mewujudkan tujuan ini.

Bagikan Ini!