Wakil Menteri ESDM Dampingi Wakil Presiden Tinjau Proyek Migas Banyu Urip

Thursday, 24 April 2014 - Dibaca 1932 kali

BOJONEGORO - Wakil Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Susilo Siswoutomo mendampingi Wakil Presiden Republik Indonesia, Boediono meninjau proyek mingas Banyu Urip, Bojonegoro, Jawa Timur. Kunjungan diawali ke kantor Mobile Oil Cepu (MCL) dilanjutkan ke proyek migas Lapangan Banyu Urip yang berjarak sekitar 20 km. Nampak mendampingi pula dalam kunjungan tersebut, Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan, Kuntoro Mangkusubroto , Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Akhmad Sukardi, dan Presiden MCL, Jon M. Gibbs.

"Proyek ini penting dan strategis untuk ketahanan negara dalam bidang energi. Apabila proyek ini dapat berjalan seperti yang direncanakan, Lapangan Banyu Urip dapat memberikan kontribusi produksi minyak hampir 20 persen dari produksi minyak nasional, demikian Pelaksana Tugas Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), J. Widjonarko mengawali paparannya, Kamis (24/4/2014).

Untuk pengembangan lapangan (plan of development/PoD) di Proyek Banyu Urip memerlukan investasi mencapai US$ 2,525 miliar, dengan rincian untuk pembangunan fasilitas produksi sebesar US$ 2,188 miliar dan pengeboran sumur sebanyak US$ 337 juta. Pembangunan fasilitas dibagi ke dalam lima kontrak EPC (engineering, procurement, and construction/rekayasa, pengadaan, dan konstruksi), yakni fasilitas produksi utama (Central Production Facility/CPF), pipa darat (onshore)72 km, pipa laut (offshore) dan menara tambat (mooring tower), Floating Storage Off-loading (FSO), serta fasilitas infrastruktur.

Widjonarko mengatakan, kegiatan konstruksi terus berlangsung dengan berbagai kemajuan di seluruh kontrak EPC."Perkembangan proyek migas Banyu Urip, hingga minggu ketiga April 2014 ini mencapai 87 persen," ujar Widjonarko.

Mengenai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN),tidak hanya lima kontrak EPC dipimpin perusahaan Indonesia. Terdapat 450 perusahaan sub kontraktor nasional dan lokal yang dilibatkan, yang 85 persen diantaranya merupakan perusahaan lokal dari Bojonegoro dan Tuban. Tidak hanya itu, terdapat 9.100 pekerja Indonesia yang 60 persen diantaranya adalah pekerja lokal yang berasal dari Bojonegoro dan Tuban. (SF)

Share This!