Tingkatkan Ketahanan Energi dan Perekonomian Rakyat, Menteri ESDM Siap Bagikan 24.000 Konverter Kit ke Nelayan Kecil
Friday, 27 January 2017 - Dibaca 1235 kali
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA
SIARAN PERS
Nomor : 00015.Pers/04/SJI/2017
Tanggal : 27 Januari 2017
Nomor : 00015.Pers/04/SJI/2017
Tanggal : 27 Januari 2017
Tingkatkan Ketahanan Energi dan Perekonomian Rakyat, Menteri ESDM Siap Bagikan 24.000 Konverter Kit ke Nelayan Kecil
Pada hari ini, Jumat (27/1) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan bertatap muka dengan para nelayan di Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem, Bali yang telah menerima 625 unit paket konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) Tahun Anggaran (TA) 2016. Di samping itu, Menteri ESDM juga menargetkan untuk memberikan bantuan paket konverter kit sebanyak 1.116 unit untuk nelayan kecil di Kabupaten Karang Asem pada TA 2017.
Program ini merupakan salah satu upaya Pemerintah dalam diversifikasi BBM ke BBG dan untuk meningkatkan ketahananan energi dan perekonomian masyarakat nelayan serta menekan subsidi BBM. "Sesuai arahan Presiden, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) ini uangnya rakyat, jadi dikembalikan ke rakyat seoptimal mungkin," ungkap Menteri Jonan.
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) menugaskan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk pelaksanaan program penyediaan dan pendistribusian Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 Kg untuk kapal perikanan bagi nelayan kecil. "Kami khususkan bagi nelayan kecil yang memiliki kapal perikanan yang menggunakan mesin motor tempel atau mesin dalam yang beroperasi harian/one day fishing," jelas Menteri ESDM.
Pemerintah telah menetapkan kriteria bagi para penerima manfaat yang mendapatkan paket perdana konversi BBM ke BBG, antara lain nelayan yang memiliki kapal ukuran di bawah 5 Gross Tonnage (GT), yang memiliki bahan bakar bensin atau solar dan kapal yang digunakan memiliki daya mesin di bawah 13 Horse Power (HP). Sedangkan jenis alat tangkap yang digunakan adalah alat tangkap yang ramah lingkungan, serta belum pernah menerima bantuan sejenis dari Pemerintah Pusat, Daerah atau Badan usaha.
Melalui penggunaan LPG, para nelayan akan menghemat pengeluaran harian dalam penggunaan BBM utk kebutuhan melaut (one day fishing) sebesar 24,69% atau sekitar Rp11.150 per hari, apabila harga LPG 3Kg/tabung sebesar Rp34.000 (LPG non subsidi). Bahkan, mereka bisa menghemat hingga 62,35% atau sekitar Rp28.150 per hari, apabila harga LPG 3 Kg/tabung sebesar Rp17.000 (LPG Subsidi). "Ini memberikan dampak positif bagi ekonomi nelayan karena mereka bisa menghemat pengeluaran biaya bahan bakar," ujar Menteri Jonan.
Untuk Tahun 2017 Pemerintah merencanakan pembagian konverter kit sebanyak 24.000 unit di 26 Kabupaten/kota di Indonesia, termasuk 1.116 unit diantaranya akan dibagikan di Kabupaten Karangasem, Bali. "Tahun ini membutuhkan 1.116 unit, kami akan penuhi. Kami kasih 1.120, empatnya buat cadangan," ungkap Menteri Jonan.
Pembagian paket terdiri dari mesin kapal, konverter kit serta pemasangannya, dan tabung LPG 3 kg beserta isinya."Semoga dengan pemberian ini membantu ekonomi mereka menuju ekonomi masyarakat yang lebih baik dan energi yang ramah lingkungan," harap Menteri ESDM.
Selain itu, Menteri ESDM menghimbau agar pemanfaatan konverter kit dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana yang ditetapkan. "Kami terus lanjutkan program ini apabila diperlukan. Apabila sudah tidak diperlukan (anggaran) akan diprioritaskan ke yang lain," tutup Menteri Jonan.
Program ini merupakan salah satu upaya Pemerintah dalam diversifikasi BBM ke BBG dan untuk meningkatkan ketahananan energi dan perekonomian masyarakat nelayan serta menekan subsidi BBM. "Sesuai arahan Presiden, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) ini uangnya rakyat, jadi dikembalikan ke rakyat seoptimal mungkin," ungkap Menteri Jonan.
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) menugaskan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk pelaksanaan program penyediaan dan pendistribusian Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 Kg untuk kapal perikanan bagi nelayan kecil. "Kami khususkan bagi nelayan kecil yang memiliki kapal perikanan yang menggunakan mesin motor tempel atau mesin dalam yang beroperasi harian/one day fishing," jelas Menteri ESDM.
Pemerintah telah menetapkan kriteria bagi para penerima manfaat yang mendapatkan paket perdana konversi BBM ke BBG, antara lain nelayan yang memiliki kapal ukuran di bawah 5 Gross Tonnage (GT), yang memiliki bahan bakar bensin atau solar dan kapal yang digunakan memiliki daya mesin di bawah 13 Horse Power (HP). Sedangkan jenis alat tangkap yang digunakan adalah alat tangkap yang ramah lingkungan, serta belum pernah menerima bantuan sejenis dari Pemerintah Pusat, Daerah atau Badan usaha.
Melalui penggunaan LPG, para nelayan akan menghemat pengeluaran harian dalam penggunaan BBM utk kebutuhan melaut (one day fishing) sebesar 24,69% atau sekitar Rp11.150 per hari, apabila harga LPG 3Kg/tabung sebesar Rp34.000 (LPG non subsidi). Bahkan, mereka bisa menghemat hingga 62,35% atau sekitar Rp28.150 per hari, apabila harga LPG 3 Kg/tabung sebesar Rp17.000 (LPG Subsidi). "Ini memberikan dampak positif bagi ekonomi nelayan karena mereka bisa menghemat pengeluaran biaya bahan bakar," ujar Menteri Jonan.
Untuk Tahun 2017 Pemerintah merencanakan pembagian konverter kit sebanyak 24.000 unit di 26 Kabupaten/kota di Indonesia, termasuk 1.116 unit diantaranya akan dibagikan di Kabupaten Karangasem, Bali. "Tahun ini membutuhkan 1.116 unit, kami akan penuhi. Kami kasih 1.120, empatnya buat cadangan," ungkap Menteri Jonan.
Pembagian paket terdiri dari mesin kapal, konverter kit serta pemasangannya, dan tabung LPG 3 kg beserta isinya."Semoga dengan pemberian ini membantu ekonomi mereka menuju ekonomi masyarakat yang lebih baik dan energi yang ramah lingkungan," harap Menteri ESDM.
Selain itu, Menteri ESDM menghimbau agar pemanfaatan konverter kit dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana yang ditetapkan. "Kami terus lanjutkan program ini apabila diperlukan. Apabila sudah tidak diperlukan (anggaran) akan diprioritaskan ke yang lain," tutup Menteri Jonan.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan
Informasi Publik, dan Kerja Sama
Sujatmiko
Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama
Sujatmiko (08128016414)
Share This!