Tiga Bulan Ditata, Terjadi Penghematan USD 22 Juta

Sunday, 17 May 2015 - Dibaca 1060 kali

JAKARTA - Pemerintah dan Pertamina berketetapan untuk melikuidasi Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) dan mengambil alih tanggung jawab pengadaan BBM secara langsung oleh pertamina melalui integrated suplay chain (ISC) agar rantai distribusi lebih pendek sehingga harga BBM dapat lebih efisien. Sejak mengambil alih peran Petral dalam pengadaan BBM, tidak kurang dari USD 22 juta penghematan yang diperoleh Pertamina dalam tiga bulan.

Pertamina sebagai perusahaan negara dituntut untuk terus melakukan efisiensi terhadap suplay chain karena itu sejak dulu ISC itu terus didorong. "Sejak ISC dihidupkan dan Petral dirubah perannya jelas sekali dalam beberapa bulan ini muncul potensi-potensi efisiensi," Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said, Minggu (17/5).

"Pertamina itu membeli devisa dari bank kurang lebih USD 150 juta per hari untuk mengimpor minyak atau setara Rp 1,7 triliun. Dan kemarin saya baru mendengar dari Pak Dwi (Dirut Pertamina) baru tiga bulan saja ditata, soal ekspor impor ini, itu menghasilkan efisiensi sebesar USD 22 juta atau Rp 250 milyar kurang lebihnya," lanjut Sudirman.

"Itu baru tiga bulan ditata dan belum semua peluang untuk efisiensi dikerjakan," tambah Sudirman Lagi.

"Kalau kita impor BBM sehari katakanlah 500 hingga 600.000 barel per hari, kemudian kita bisa menghemat discount USD 1 per barel, nah ini yang menjadi lahan dimana jaman dimana suasana jaman masih gelap serba remang-remang itu dijadikan lahan untuk bermain-main," dijelaskan Sudirman.

"Inilah yang kita potong, supaya Pertamina memiliki posisi tawar yang baik dan saya kira kita harus memberikan kredit kepada managemen Pertamina karena sangat komit melakukan langkah-langkah pemebenahan ini, ujar Sudirman lagi. (SF)

Share This!