Sudirman Said : Jika ingin Jadi Pejabat Publik, Jujur Adalah Standarnya

Friday, 11 December 2015 - Dibaca 19614 kali

BANDUNG - Komisi Pemberantasan Korupsi (KP) memberikan predikat pertama Penghargaan Gratifikasi sebagai pegawai negeri/penyelenggaran negara dengan nilai gratifikasi terbesar yang ditetapkan menjadi milik negara tahun 2015 kepada Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said. Total nilai gratifikasi yang diserahkan Menteri ESDM ke KPK selama tahun 2015 senilai Rp 3.966.313.978.

"Diawal kepemimpinan saya di Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral, Kementerian ESDM memiliki reputasi yang buruk, Menterinya menjadi terdakwa, komisi VII nya dipenjara, jadi tidak ada yang se-sial saya menjadi Menteri di Kementerian yang memeiliki reputasi buruk," ujar Sudirman Said dalam Dialog Nasional Manajemen Pengendalian Korupsi di ajang Festival Anti Korupsi, Kamis (10/12).

Dilanjutkan Sudirman, "kenapa saya katakan sial, karena tidak ada Kementerian yang Menterinya di penjara, sekjennya di penjara, kepala SKK Migas dipenjara, sejumlah Komisi VII anggotanya dipenjara, tidak ada Kementerian yang seperti itu, reputasi itu betul-betul drop paling bawah".

Selain itu, secara kinerja, selama lima tahun lamanya serapan anggaran dibawah 60-50% , bahkan serapan infrastruktur hanya sekitar 15-20%, lanjut Sudirman.

Saat itu kawan-kawan di ESDM itu urusannya dua, APBN dan satu lagi urusan investasi yang besar dengan prosentase APBN Rp 10-15 triliun dan investasi korporatenya Rp 500-800 triliun. Jadi pilihannya saling taking care keluar atau kedalam dan dan ternyata kawan-kawan ESDM lebih banyak peduli kepada urusan di luar daripada didalam dan itu berakibat kepada culture yang begitu rupa. "Jadi saya kira kalau kebetulan sekarang sekjen yang lama masih dalam proses pengadilan, itu sebenarnya hanya uang-uang receh, yang recehpun ngomongnya triliunan," pungkas Sudirman.

Untuk menghindari kejadian yang sama terjadi berulang Sudirman Said menyarankan, agar dalam bekerja harus menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran karena yang dihadapi adalah persekongkolan yang sangat kuat. "Jika anda ingin menjadi pejabat publik, bekerja lah seperti biasa dan jujur adalah standardnya," ujar Sudirman. (SF)

Share This!