Status G. Slamet Ditingkatkan Dari Waspada Ke Siaga

Friday, 12 December 2014 - Dibaca 1442 kali

JAKARTA - Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental serta potensi ancaman bahaya G. Slamet, Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, meningkatkan status G. Slamet dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) terhitung sejak tanggal 12 Agustus 2014 pukul 10:00 WIB. Aktivitas vulkanik G. Slamet yang ditandai adanya gempa letusan dan gempa hembusan cenderung mengalami peningkatan sejak Juni 2014.

Jumlah Gempa Letusan, cenderung meningkat, selama Juni - Agustus 2014, pada bulan Juni 2014 terekam 29 kali Gempa Letusan atau rata-rata sekitar 1 kejadian/hari. Pada bulan Juli 2014 terekam 653 kali Gempa Letusan atau rata-rata sekitar 21 kejadian/hari, pada bulan Agustus 2014 dari tanggal 1 - 11 Agustus 2014 terekam 474 kali atau rata-rata sekitar 43 kejadian/hari. Jumlah Gempa Hembusan cenderung meningkat walaupun sedikit berfluktuasi, selama Juni - Agustus 2014, pada bulan Juni 2014 terekam 3685 kali atau rata-rata sekitar 123 kejadian/hari, pada bulan Juli 2014 terekam 7660 kali atau rata-rata sekitar 247 kejadian/hari, pada tanggal 1 - 11 Agustus 2014 terekam 5020 kali atau rata-rata sekitar 456 kejadian/hari.

Gunungapi Slamet (G. Slamet) adalah gunungapi strato berbentuk kerucut, dengan tinggi puncaknya 3432 m dpl. Lokasi G. Slamet secara administratif masuk ke dalam 5 wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Pemalang, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis terletak pada posisi 7o 14' 30" Lintang Selatan dan 109o 12' 30" Bujur Timur. Pada tanggal 10 Maret 2014 status kegiatan G. Slamet dinaikan dari Normal (level I) menjadi Waspada (level II), kemudian tanggal 30 April 2014 status kegiatan G. Slamet dinaikan dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III), dan tanggal 12 Mei 2014 diturunkan kembali dari Siaga (level III) menjadi Waspada (level II). Pemantauan secara secara kontinyu terus dilakukan dengan menggunakan metoda visual, seismik, deformasi, dan geokimia.

Potensi bahaya G. Slamet yaitu, ancaman erupsi di dalam radius 4 km dari pusat erupsi yang menghasilkan material berukuran abu sampai lapili (berukuran 1-4 cm), lontaran batu pijar, dan hujan abu lebat. Sedangkan material erupsi abu vulkanik dapat mencapai jarak 10 km atau lebih (bergantung besar dan arah angin) dari pusat erupsi.Potensi terjadinya lahar dapat berasal dari endapan abu/material erupsi dan curah hujan tinggi. Lahar berpotensi terjadi di lembah-lembah sungai yang berhulu di G. Slamet.

Sehubungan peningkatan status tersebut, maka Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi akan meningkatkan pemantauan secara intensif guna melakukan evaluasi kegiatan G. Slamet dan dikoordinasikan dengan pemerintah daerah setempat. Status kegiatan G. Slamet akan dinaikkan/diturunkan jika terjadi peningkatan/penurunan aktivitas vulkanik.

PVMBG merekomendaskan agar masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendekati kawah yang ada di puncak G. Slamet dalam radius 4 km dari kawah aktif. Masyarakat yang berada dalam Kawasan Rawan Bencana II (KRB II) untuk selalu waspada dan memperhatikan perkembangan G. Slamet yang dikeluarkan oleh BPBD setempat. (SF)

Share This!