Serba Serbi Patriot Energi Berjuang Bersama Masyarakat

Monday, 28 March 2016 - Dibaca 1624 kali

JAKARTA - Anggota Patriot Energi Gelombang 1 yang telah pulang dari tugasnya menceritakan berbagai pengalaman selama berada di daerah tugas masing-masing. Berlangsung di Gedung Pusdiklat KEBTKE (28/3) acara penyambutan kembalinya Anggota Patriot Energi Gelombang I ini menorehkan banyak cerita. Mulai dari sulitnya transportasi menuju desa tujuan, sulitnya memberikan pelatihan kepada masyarakat, kesulitan air, komunikasi, bahkan ikut terlibat langsung dalam konflik yang terjadi dalam masyarakat.

Patriot Energi ini selain bertugas untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di berbagai daerah di Indonesia, mereka juga peduli terhadap pendidikan anak-anak desa. Banyak dari mereka yang memiliki anak didik dan membantu proses belajar mengajar disana.

Bagi mereka perjalanan selama 6 bulan ini sungguh luar biasa berkesan. Bahkan dalam kurun waktu mulai dari bulan Oktober 2015 sampai Maret 2016 mereka sudah menguasai bahasa daerah tempat bertugas. Sebagai Patriot Energi yang ditempatkan di Pulau mentawai, Alfonso Bryan Sihombing mengungkapkan ada satu desa yang penduduknya tidak ada satupun bisa berbahasa Indonesia sehingga mereka harus dengan cepat menguasai bahasa mentawai. "Kami masuk ke daerah yang mereka berbahasa Indonesia saja tidak tahu, wajar saja kalau kami dengan cepat menguasai bahasa mentawai, karena mentawai bukan minang, bukan bahasa yang mudah kita cerna" ungkapnya.

Cerita tak kalah mengahrukan di ungkapkan oleh Dhita Inawati Sam yang ditempatkan pulau Samudra Jua, Nusa Tenggara Timur. Gadis ini mengungkapkan terima kasinya karena terlibat dalam program ini sehingga mereka bisa merasakan bagaimana perjuangan masyatakat di pulau terpencil untuk mendapatkan air, kayu bakar, makanan dan listrik. Ia juga mengungkapkan bagaimana listrik menjadi hal yang sangat dibutuhkan masyarakat. Ketika 32 rumah dari 108 rumah teraliri listrik PLTS, terjadi kecemburuan sosial dan menimbulkan keributan dalam masyarakat yang tidak teraliri listrik. Hal ini juga yang membuat ia harus berjaga tidur di sekitar PLTS. "Saya berusaha membuat diri saya menjadi adil,saya membagi diri saya untuk berpindah-pindah tinggal selama 5 bulan di 5 dusun" jelasnya.

Dhita juga membawakan sebuah surat yang dituliskan oleh anak didiknya dari desa Mehona yang dijukan kepada Menteri ESDM Sudirman Said. Tulisan yang dibuat oleh siswi SMP kelas 3 ini dibacakan sangat haru oleh Dhita membuat seluruh peserta yang hadir ikut terenyuh. Dalam surat tersebut dituliskan bagaimana mereka sangat berterima kasih kepada Menteri ESDM yang telah membuat program ini dan mengirimkan seorang pendamping yang sangat baik bagi mereka. Meski sampai saat ini rumah belum teraliri listrik, dalam suratnya ia mengungkapkan keyakinannya bahwa suatu saat rumahnya akan teraliri listrik.

Menteri ESDM yang hadir malam itu mendengar dengan seksama cerita yang disampaikan oleh Patriot Energi. Bahkan ia menyampaikan rasa bangganya atas apa yang sudah Anggota Patriot Energi lakukan. Sudirman Said juga mengungkapkan bahwa program ini akan terus berlanjut sampai terlihat ada perubahan yang fundamental di masyarakat.

Sudirman memaparkan bahwa Anggota Patriot Energi ini merupakan orang-orang yang beruntung karena memiliki kesempatan untuk melihat Indonesia sampai dasarnya pada kehidupn yang sangat menderita tapi juga punya akses kepada dunia yang paling modern. "Itu ga banyak orang seperti itu. Dan itu jika bisa menjadi benang perajut dari kekuatan nusantara, luar biasa" paparnya.

Sudirman secara khusu memberikan pesan kepada Anggota Patriot Energi. Pertama ia berpesan untuk tetap melatih leadership bukan hanya sekedar title, namun dengan kemampuan menganalisa permasalahan, mengetahui apa yang harus dikerjakan dan menggerakkan perubahan. Kedua, ia berpesan "Biarkan title jagoan atau patriot diberikan oleh orang lain. Maka itu ketika masuk kedalam struktur benamkan dirimu seperti orang lain. Muncullah ketika dibutuhkan". (KA)

Share This!