Sejengkalpun Tidak Boleh Mundur Dalam Membela Kepentingan Republik Indonesia

Sunday, 17 August 2014 - Dibaca 438 kali

JAKARTA - Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada taggal 17 Agustus 1945 menandai lahir bangsa Indonesia. Dengan hampir 250 juta penduduk dan kekayaan alam yang dimiliki, Indonesia merupakan bangsa besar dan berdaulat yang tidak boleh direndahkan oleh bangsa manapun, demikian benang merah sambutan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik dalam apel upacara memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 69. Minggu, (17 /08/2014).

"Saudara-saudara, Proklamasi 17 Agustus 1945 mempunyai makna, bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945 lahir bangsa besar yang memiliki kebangggaan dan harga diri yang dengan perjuangan, dengan air mata, dengan keringat dan dengan darah meraih kehormatan dan kemerdekaan dan berikutnya kita isi dan itu sudah 69 tahun dan kita sudah mendapatkan kehormatan dan respek dari bangsa-bangsa yang lain," ujar Menteri.

Dibidang ESDM lanjut Menteri, semua tugas yang diemban harus diyakini menguntungkan bangsa dan rakyat Indonesia." Kita semua juga mempunyai tugas yang sudah kita laksanakan dan terus akan kita laksanakan, kita harus meyakini bahwa semua yang kita kerjakan adalah untuk kesejahteraan rakyat," tambah Menteri.

Menteri mengingatkan , "dalam proses renegosiasi, berkali-kali saya tekankan jamngan takut dengan perusahaan-perusahaan asing, kita bangsa besar, kita bangsa yang berdaulat kalau dahulu pada tahun-tahun 1945, para pahlawan berjuang dengan bambu runcing berani menghadapi penjajah, maka sekarang kita harus selebih berani menghadapi perusahaan-perusahaan manapun didunia, tentu kita akan menjaga kerjasama sepanjang perusahaan-perusahaan itu membutuhkan Republik Indonesia maka kita harus jaga mereka ..tetapi kalau mereka berani merendahkan martabat bangsa Indonesia, maka saya perintahkan, kita semua termasuk saya, sejengkalpun tidak boleh mundur untuk membela kepentingan Republik Indonesia," imbuhnya.

Dalam bekerja menteri ESDM mengharapkan seluruh pegawai Kementerian ESDM untuk rela dan ikhlas dengan tidak berhitung-hitung. "Mari saudara-saudara sering-sering melihat betapa beraninya pahlawan-pahlawan kita, pejuang-pejuang kita sehingga kita bisa hidup seperti ini, tidak pernah beliau itu menghitung berapa honornya, berapa gajinya, kalau mereka berjuang, kalaupun mereka tewas dalam perjuangan tidak pernah mereka berhitung-hitung, itu yang saya ingin ada pada kita," ujar Menteri. (SF)

Share This!