Renegosiasi Berhasil, Harga Jual Gas Tangguh Sesuai Harapan

Tuesday, 1 July 2014 - Dibaca 5035 kali

JAKARTA - Tim Renegosiasi dan pembeli dari Fujian, Tiongkok akhirnya mencapai kata sepakat untuk besaran harga jual gas dari LNG Tangguh, Papua. Terhitung mulai 1 Juli 2014, harga jual gas LNG Tangguh ke Fujian berubah menjadi US$ 8 per mmbtu (juta british thermal unit) dari sebelumnya US$ 2,7 per mmbtu. Batasan maksimum harga JCC (Japan Crude Cocktail / harga acuan minyak mentah Jepang) yang sebelumnya sebesar US$ 38/bbl, kini ditiadakan.

Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik didampingi Direktur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi, Direktur Jenderal Mineral Dan Batubara dan PLT Kepala SKK Migas, dalam acara jumpa pers dengan wartawan menjelaskan kronologis renegosiasi kontrak penjualan gas Tangguh ke Fujian yang dirasakan masih belum menguntungkan Indonesia. Selasa, (01/07/2014).

Berikut kronologis kontrak gas Tangguh dengan pembeli di Fujian, Tiongkok.

Harga gas Kontrak awal pada tahun 2002, antara British Petroleum (BP) sebagai pihak yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mencari pembeli gas dengan pembeli dari Fujian, Tiongkok yaitu, 5,25% x JCC (Japan Crude Cocktail) + 1,35 (FOB). Harga JCC-nya dipatok maksimum US$ 26/bbl, hal inilah yang menyebabkan harga gas dari Tangguh ke Fujian tetap di US$ 2,7 per mmbtu. Ketentuan harga yang dibatasi maksimum 2,7 per mmbtu (JCC maksimum US$ 26/bbl) inilah yang dikatakan banyak pengamat-pengamat harga jual gas Tangguh menjadi murah.

Sejalan dengan waktu, tahun 2006 diadakanlah renegosiasi, pihak penjual dan pembeli sepakat untuk menaikkan harga batas atas JCC menjadi US$ 38/bbl. Dengan kenaikan harga JCC ini maka harga gas Tangguh meningkat menjadi US$ 3,3 per mmbtu. Tahun 2010, kembali diadakan renegosiasi namun tidak berhasil mencapai kesepakatan harga.

Tahun 2012. Usai bertemu dengan Presiden China Hu Jintao, Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono meminta Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik untuk melakukan renegosiasi harga gas Tangguh yang dijual ke Fujian karena menurut Presiden masih belum fair, ditengah harga minyak dunia yang terus berubah harganya gas Tangguh ke Fujian tetap di US$ 3,3 per mmbtu.

Menindaklanjuti instruksi Presiden, Menteri ESDM mengundang Presiden dan CEO CNOOC, meski diakui sulit oleh Menteri ESDM namun renegosiasi tahap berjalan dengan baik. "Secara kontrak dia kuat, kalau dia mengatakan ga mau, sulit sudah kita, kontraknya bunyinya begitu," ujar Menteri.

Dalam pertemuan diungkapkan Menteri, terjadi dialog yang baik diawali pendekatan budaya dimana persahabatan Indonesia dan Tiongkok sudah berjalan cukup lama dan akhirnya, pihak Presiden CNOOC, Wang Yilin mengatakan kepada Menteri ESDM agar kedua belah pihak segera membentuk tim renegosiasi.

"Saya segera membentuk tim renegosiasi yang terdiri dari Ditjen Migas, SKK Migas, BP, termasuk Wamen ESDM dan saya yang memimpin," ujar Menteri.

"Perkembangan renegosiasi terus saya dimonitor, dan akhirnya minggu lalu, amendment agreement kontrak baru ditandatangani pada tanggal 20 Juni 2014. Saya ke Beijing bertemu dengan pihak CNOOC dan kita sepakati harga gas yang baru, dengan harga maksimum JCC dihilangkan (removel of JCC price cap), harga akan mengikuti JCC tanpa ada batasan maksimum. Ini merupakan kesepakatan yang luar biasa," ujar Menteri.

Untuk harga tahun 2014 didapatkan rumus sebagai berikut, 0,0650 x JCC + 1,5. Jika perkiraan harga bulan Juli JCC US$ 110/bbl maka harga gas Tangguh ke Fujian adalah US$ 8,65/MMBTU. " Begitu yang tertulis didalam kontrak," pungkas Menteri.

Tahun 2015, rumusnya adalah, 0,090 x JCC + 1,3. Jika perkiraan harga JCC US$ 110/bbl maka harga gas Tangguh adalah US$ 11,2/MMBTU.Tahun 2016, 0,1050 x JCC + 1,5, jika perkiraan harga JCC adalah US$ 110/bbl maka harganya adalah US$ 13,05/MMBTU. Dan tahun 2017, 0,110 x JCC + 2,3 dengan perkiraan harga JCC US$ 110/bbl, maka akan didapat harga US$ 14,4/MMBTU. (SF)

Share This!