“Puasa” Subsidi BBM Ala Wakil Menteri ESDM

Saturday, 11 October 2014 - Dibaca 1017 kali

JAKARTA - Pemberian subsidi seperti menggarami air laut, seberapapun diberikan tidak akan menjadikan air laut menjadi lebih asin, akan tetap seperti apa adanya. Demikian Wakil Menteri Energi Dan sumber Daya Mineral, Susilo Siswoutamo mengilustrasikan pemberian subsidi untuk energi.

"Puasa subsidi BBM, bagaimana seh sebetulnya mensikapi subsidi kita yang saat ini mencapai Rp 1 triliun per hari, yang jika diperumpamakan dengan sama saja menggarami laut, mau dikasih garam berapa saja engga juga tambah asin, tapi akhirnya malah menjadi tidak berguna...," ujar Wakil Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Susilo Siwoutomo dalam acara Awarding Night Festival Sadar Energi, Sabtu (11/10/2014).

Pemberian subsidi untuk BBM utamnya dilakukan pemerintah untuk mengurangi beban rakyat khususnya dalam penyediaan energi, namun ironisnya yang terjadi adalah, subsidi yang tidak tepat sasaran dan banyak disalahgunakan.

Dalam bukunya "Puasa" Subsidi BBM, Susilo menyatakan, Gerakan Nasional "Puasa Subsidi BBM" merupakan gerakan yang perlu dilakukan, misalnya 2 hari dalam seminggu, katakanlah setiap akhir pekan Sabtu dan Minggu, konsumen BBM "berpuasa" membeli BBM Bersubsidi dengan kata lain membeli BBM non Subsidi sesuai harga keekonomian atau BBM Bersubsidi tidak dijual maka dari gerakan tersebut akan didapat penghematan Rp 2 triliun untuk dua hari tersebut dan dalam sebulan akan didapat penghematan sebesar Rp 8 triliun atau setahun didapat penghematan sebesar Rp 96 triliun.

Dana Rp 96 triliun tersebut dapat digunakan untuk membangun banyak infrastruktur didaerah-daerah atau pelosok negeri, misalnya untuk membangun jalur ganda rel kereta api (double track) Jakarta-Surabaya yang membutuhkan dana Rp 9,9 triliun. Dana pembangunan dauble track tersebut dapat dipenuhi hanya dengan "berpuasa" 10 hari saja.

Ditambahkan Wamen, " Berpuasa" juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang diyakini akan mempercepat integrasi ekonomi nasional sehingga Indonesia tidak saja bisa mengejar negara-negara maju seperti, Brasil, Rusia, India dan Republik Rakyat China yang tergabung dalam BRIC tapi juga bisa menjelma menjadi adidaya.

""Puasa" BBM Bersubsidi bukan sekedar "mengecat langit" karena sangat bisa dipahami", ujar Susilo (SF)

Share This!