Presiden Minta Pertamina Kelola Blok D-Alpha

Wednesday, 20 February 2008 - Dibaca 3137 kali

'Setelah Exxon diberi waktu satu hingga dua tahun untuk bernegosisasi dengan pemerintah tapi tetap tidak berhasil, maka bapak Presiden meminta Pertamina untuk mempersiapkan diri,' ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (20/2).

Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan hal itu usai rapat kabinet terbatas yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Rapat diikuti Wakil Presiden M Yusuf Kalla, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Meneg BUMN Sofyan Djalil dan Direktur Utama PT Pertamina Arie H Soemarno.

Menurut Purnomo Yusgiantoro, perundingan antara pemerintah dengan Exxon mengenai blok D-Alpha sulit menemukan titik temu karena tiga dari delapan isu materi perundingan terkait UU. 'Kalau sudah menyangkut Undang-Undang sulit untuk dilangkahi". Delapan isu tersebut antara lain adalah soal perpajakan, jaminan pemerintah, periode kontrak dan pembagian hasil. Pemerintah segera menyurati Exxon guna menyampaikan bahwa delapan isu perundingan yang terpenting sulit mendapatkan titik temunya.

Pemerintah memutus kontrak dengan Exxon tahun 2005, setelah 20 tahun tidak juga berproduksi. Dalam kontrak lama Exxon menguasai 76% saham dan PT Pertamina 24% saham. Namun Exxon mendapatkan 100% bagi hasil di lapangan gas yang diprediksi mengandung 46 TCF.

Menurut Purnomo Yusgiantoro, PT Pertamina akan menjadi pengelola ladang gas terbesar nantinya. Sebab investasi ladang gas yang mengandung 70% CO2 mencapai USD 30 miliar. Sekaligus pengalaman pertama karena lokasinya di tengah laut lepas.

PT Pertamina juga diminta untuk mencari mitra kerja dalam mengelola cadangan gas alam blok D-Alpha Natuna, karena lokasi dan kandungan CO2 yang besar membuat penanganan cadangan gas alam tersebut membutuhkan teknologi tinggi.

Share This!