PGN FSRU Lampung Segera Alirkan Gas ke Lampung dan Jawa Barat

Tuesday, 8 April 2014 - Dibaca 2409 kali

JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) meresmikan nama Floating Storage Receiving Terminal (FSRU) yang sudah selesai dibangun di Galangan Kapal Hyundai Heavy Industries, Ulsan, Korea Selatan, pada Senin, (7/4/2014). FSRU yang diberi nama PGN FSRU Lampung tersebut akan berlayar dari Ulsan menuju Lampung dan diperkirakan akan tiba di Lampung pertengahan Mei 2014.

"Selesainya pembangunan FSRU Lampung ini akan mendorong percepatan konversi bahan bakar minyak (BBM) di Lampung dan Jawa Barat," ujar Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso.

Menurut Hendi keberadaan FSRU Lampung ini dapat menjadi obat untuk krisis energi dan kekurangan pasokan gas yang saat ini melanda Lampung dan Jawa Barat, karena Keberadaan FSRU Lampung ini akan meningkatkan kehandalan pasokan gas. "Dengan adanya FSRU ini, sumber gas PGN yang disalurkan kepada konsumen tidak hanya bersumber dari lapangan gas di Sumatera - Jawa," ujar Hendi.

Hendi menambahkan, FSRU ini bagian dari infrastruktur gas bumi terintegrasi di Lampung yang dibangun oleh PGN. Bagian lainnya adalah pipa distribusi sepanjang 100 kilometer dengan diameter 12 inci - 16 inci. Hingga akhir Maret 2014, pembangunan jaringan pipa itu sudah mencapai 90 kilometer. "Pak Gubernur Lampung sudah memberikan ijin pembangunannya dan kami diminta untuk segera menyelesaikannya sehingga gas bumi bisa segera mengalir ke Lampung," kata Hendi.

FSRU Satu berkapasitas 2 juta ton per tahun. Gas dari FSRU Lampung nantinya akan memasok kebutuhan gas bagi pembangkit listrik, industri, usaha kecil dan rumah tangga di Lampung dan Sumatera Selatan. Selain itu juga akan memasok kebutuhan gas bumi di Jawa Barat, Banten dan Jakarta.

Penyaluran gas bumi ke sektor kelistrikan, industri, rumah tangga, komersial dan transportasi di Lampung merupakan upaya percepatan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG). Optimalisasi pemanfaatan gas bumi berpotensi menghemat biaya bahan bakar yang mencapai sekitar Rp 900 miliar per tahun.

Penghematan biaya bahan bakar bakal lebih besar seiring dengan peningkatan pemakaian gas bumi di Lampung. (SF)

Share This!