Peta Gayaberat Ungkap Cekungan Hydrokarbon Baru Indonesia

JAKARTA. Rampungnya Peta Gayaberat Indonesia menjadi tonggak penting untuk mengungkapkan sumber daya hydrokarbon. Menurut DR Wawan Gunawan Abdul Kadir, dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) aplikasi metode gayaberat memiliki potensi untuk mendefinisikan cekungan sedimentary sumber daya minyak dan gas bumi lebih akurat.

''Berdasarkan metode gayaberat untuk wilayah pulau Jawa misalnya diketahui terdiri dari sub basin-sub basin yang banyak jumlahnya. Ini menjadi awal mendefinisikan ulang cekungan hydrokarbon di Indonesia,'' ujar Wawan Gunawan saat menyampaikan materi 'Survei Gayaberat untuk Sumberdaya Hydrocarbon dan Pengembangannya dalam Monitoring Reservoir Hydrocarbon' di Jakarta, Selasa (2/12).

Wawan Gunawan, Dosen Geofisika ITB yang tampil pada sesi ke 2 Seminar 'Pemanfaatan Data/Peta Gayaberat dalam Pemecahan Problema Geologi Indonesia' dalam rangka Peluncuran Peta Gayaberat Indonesia yang diselenggarakan Badan Geologi mengungkapkan indikasi adanya sub basin di pulau Jawa memberikan gambaran bahwa cekungan hydrokarbon di Indonesia bisa lebih dari 60 seperti data selama ini. ''Ini tantangan,'' tegasnya.

Metoda gayaberat, menurut Wawan Gunawan, telah digunakan pada sebagian besar kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi di Indonesia. Baik sejak identifikasi 'play' sebagai tahap awal produksi hingga manajemen reservoir pada tahap produksi. Melalui metode ini diharapkan bisa untuk menemukan cekungan baru selanjutnya berperan dalam meningkatkan cadangan hydrokarbon di tanah air.

Menurut Wawan Gunawan, metoda gayaberat merupakan metoda geofisika tertua yang telah banyak digunakan dalam kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi di seluruh dunia. Bahkan penemuan minyak pertama di Texas tahun 1928 juga menggunakan metoda ini. Saat ini metoda gayaberat semakin luas digunakan dalam pencarian sumber daya migas sejalan dengan pengembangan teknologi gravimetri dimana resolusi pengamatan gayaberat hingga orde mikro Gal.

Share This!