Penawaran Pengembangan CBM Mulai Masuk

Friday, 27 April 2007 - Dibaca 6575 kali

''Ada yang di Sumatera Selatan, ada pula yang di Kalimantan. Prosesnya, persis seperti kita terapkan terhadap Wilayah Kerja migas,'' ujar Dirjen Migas Luluk Simiarso kepada wartawan Kamis (26/4) sore di Jakarta. Ditambahkan bahwa joint study akan dilakukan selama 2-3 bulan sebelum dilakukan proses open tender. Bagi yang mengajukan proposal joint study akan mendapatkan prioritas utama.

Dirjen Migas Luluk Sumiarso mengungkapkan hal itu saat mendampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro usai menutup acara the 3 rd ASEAN+3 Natural Gas Business Dialogue di hotel Sultan, Jakarta. Pada acara yang dihadiri para pelaku bisnis gas se ASEAN dan Jepang, China dan Korea itu tampak hadir pula Kepala BP Migas Kardaya Warnika dan Dirjen LPE J Purwono.

Pengembangan CBM menjadi salah satu topik dalam dialog tersebut. Pasar gas yang mengalami perkembangan cepat membutuhkan pasokan gas dalam jumlah besar. Berbagai upaya peningkatan produksi terus dipacu oleh produsen untuk memenuhi permintaan konsumen. Potensi CM salah satu yang menjadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Menurut Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro potensi CBM di Indonesia mencapai sekitar 400 TSCF. ''Percepatan pengembangan CBM membutuhkan investasi,'' papar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro. Bagi Indonesia upaya pengembangan CBM merupakan langkan untuk terus meningkatkan produksi gas guna memenuhi permintaan yang terus meningkat, terutama kebutuhan dalam negeri.

CBM yang hampir sebesar 99% berupa gas methane, menurut Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, sesuai untuk pembakaran maupun pabrik methanol. Oleh sebab itu, CBM memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Meski demikian jika ada kelebihan produksi yang bisa diekspor juga akan memberikan keuntungan bagi Indonesia.

''Peran gas dalam pemasukan ke APBN selama ini mencapai kisaran Rp 60 triliun. Ini yang harus kita pertahankan,'' ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro. Untuk itu peningkatan produksi gas alam, CBM maupun coal liquidfaction terus dilakukan. Sebab hanya dengan upaya peningkatan produksi yang terus menerus, maka kebutuhan dalam negeri maupun ekspor bisa dipenuhi.

Share This!