Peluncuran Energy Efficiency and Conservation Clearing House Indonesia (EECCHI)
Thursday, 24 March 2011 - Dibaca 6544 kali
| KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIASIARAN PERSNOMOR: 14/HUMAS KESDM/2011Tanggal: 24 Maret 2011Peluncuran Energy Efficiency and Conservation Clearing House Indonesia (EECCHI) |
| Jakarta, 24 Maret 2011 - Energy Efficiency and Conservation Clearing House Indonesia (EECCHI) adalah salah satu komponen dari Program Efficiency in Industrial, Commercial and Public Sector (EINCOPS) yang merupakan kerjasama antara Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (DJEBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral didukung oleh Pemerintah Denmark melalui DANIDA (Danish International Development Assistance). Program yang dimulai pada bulan Desember 2009 adalah bagian dari Environmental Support Programme Phase 2 yang dikoordinasikan oleh Bappenas. EECCHI berfungsi sebagai unit atau wadah pelayanan informasi, promosi, dan kemitraan untuk meningkatkan upaya-upaya efisiensi dan konservasi di berbagai sektor, rumah tangga, industri, bangunan/komersil dan transportasi. Sebagai suatu wadah untuk memberikan pelayanan informasi, mengumpulkan dan mengolah informasi secara sistematis, EECCHI akan berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan konservasi dan efisiensi energi melalui berbagai program sosialisasi, pelatihan, lokakarya, dan lain-lain.Energy Efficiency and Conservation Clearing House Indonesia ini rencananya akan diluncurkan secara resmi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Dr. Darwin Zahedy Saleh dan Duta Besar Kerajaan Denmark untuk Indonesia, H.E. Borge Petersen, pada tanggal 24 Maret 2011 di Hotel JW Mariott Jakarta, pukul 09.00 WIB.Kegiatan peluncuran dilakukan dalam serangkaian acara lokakarya, seminar, dan pelatihan yang berlangsung selama empat hari yaitu tanggal 22-25 Maret 2011. Pada kesempatan tersebut, para pengunjung dan undangan diperkenalkan dengan situs web EECCHI (www.konservasienergiindonesia.info) serta fitur-fitur di dalamnya seperti portal informasi efisiensi energi dan kalkulator efisiensi energi yang dapat langsung digunakan secara sederhana oleh berbagai pengguna energi.Saat ini penyediaan energi Indonesia masih sangat tergantung pada energi fosil yang disubsidi. Energi terbarukan hanya dipandang sebagai alternative dan penggunaan energi dilakukan secara tidak efisien. Untuk itu diperlukan perubahan paradigma dari supply side management ke arah demand side management yang memfokuskan pada konservasi energi pada sektor pengguna dan pemanfaatan energi terbarukan secara optimal. Di sinilah EECHI dapat berperan aktif dalam upaya perubahan paradigma masyarakat melalui kampanye dan diseminasi informasi. Energi dimanfaatkan pada empat sektor utama, yaitu rumah tangga, komersial, transportasi dan industri. Sejauh ini, pengguna energi terbesar adalah sektor industri dengan pertumbuhan 39,6% di tahun 1990 menjadi 51,86% pada tahun 2009, atau lebih dari setengah penggunaan total energi nasional. Pengguna terbesar berikutnya adalah sektor transportasi dengan 30,77%, diikuti dengan sektor rumah tangga sebesar 13,08% dan sektor komersial sebanyak 4,28%. (Sumber: Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2010).Pemanfaatan energi yang tidak efisien ini juga dianggap sebagai penyebab perubahan iklim, mengingat bahwa sebagian besar energi berasal dari sumberdaya energi fosil yang dalam pemanfaatannya (dalam bentuk pembakaran) menghasilkan gas rumah kaca. Saat ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengembangkan Inisiatif Energi Bersih: Reducing Emission from Fossil Fuel Burning (REFF-Burn) yaitu upaya terintegrasi untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dari sektor energi melalui pengembangan energi bersih, khususnya dari penerapan konservasi energi dan pengembangan energi terbarukan. Untuk itu, semua upaya dalam rangka efisiensi dan konservasi energi yang dilaksanakan melalui program EINCOPS ini tidak terlepas dari pengembangan energi bersih dalam REFF-Burn.Program EINCOPS yang dilaksanakan oleh DJEBTKE dengan dukungan DANIDA tidak terbatas pada pengembangan fisik EECHI, tetapi lebih ditekankan pada transfer know-how dan pengalaman Pemerintah Denmark dalam penerapan efisiensi dan konservasi energi. Dalam upaya konservasi energi, Denmark dinilai cukup berhasil dalam upaya konservasi energi yaitu dengan mampu meningkatkan Gross National Product-nya pada 30 tahun terakhir, tanpa meningkatkan total konsumsi energi nasionalnya. Bisnis efisiensi energi dinilai sebagai salah satu bisnis utama di masa depan, di mana dengan semakin terbatasnya sumber daya energi, khususnya energi fosil maka biaya energi akan semakin besar. Untuk itu, kesiapan para pelaku bisnis, termasuk di bidang konservasi energi diperlukan untuk menunjang pembangunan ekonomi di masa depan. Komponen lainnya dalam Program EINCOPS adalah program Gedung Hemat Energi untuk mendorong pembangunan gedung yang hemat energi sesuai dengan Standard Nasional Indonesia (SNI) untuk Gedung Hemat Energi, dan sebagai kegiatan riilnya adalah melakukan retrofitting atau up-grade pada Gedung Annex lantai 5 Kantor Ditjen Ketenagalistrikan yang menjadi gedung kantor EECHI. Kegiatan konstruksi Kantor Hemat Energi dimulai bulan Oktober 2010. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan percontohan teknologi dan desain yang efisien pada bangunan yang mudah direplikasi sehingga dapat diterapkan di kantor dan gedung-gedung di Indonesia. Untuk mengatasi kendala kurangnya skema pembiayaan dalam penerapan efisiensi dan konservasi energi di Indonesia, EINCOPS juga berencana untuk mengadakan beberapa Proyek Percontohan Efisiensi Energi yang akan melibatkan institusi finansial, auditor energi, perusahaan jasa energi (ESCO) dan beberapa perwakilan dari sektor industri. Proyek-proyek ini diharapkan dapat menjadi contoh sukses untuk mengembangkan pasar efisiensi energi di Indonesia. |
| Plt. Kepala Biro Hukum dan Humas Kepala Pusat BMN Susyanto |
Share This!