Pelepasan Tim Sosialisasi B20 Roadshow Lintas Jawa Bali 2016

Friday, 12 February 2016 - Dibaca 1748 kali
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS
NOMOR: 00010.Pers/04/SJI/2016
Tanggal: 12 Februari 2016

PELEPASAN TIM SOSIALISASI PEMANFAATAN BIODIESEL 20% (B20) ROADSHOW LINTAS JAWA - BALI 2016
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jumat (12/2) bertempat di Bali Nusa Dua Convention Centre, Kawasan Pariwisata Nusa Dua, Bali, mengadakan acara Pelepasan Tim Sosialisasi Pemanfaatan Biodiesel 20% (B20) Roadshow Lintas Jawa-Bali. Acara yang dibuka oleh Menteri ESDM Sudirman Said ini dihadiri oleh perwakilan beberapa Kementerian/Instansi pusat, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, Lembaga Litbang, para Civitas Akademika, distributor bahan bakar, produsen BBN (biodiesel), manufaktur kendaraan bermotor dan alat berat, serta asosiasi terkait.

Saat ini, kebutuhan minyak bumi yang menjadi salah satu sumber energi terbesar sudah tidak dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Tahun 2015, pemerintah menargetkan produksi siap jual (lifting) minyak Indonesia sekitar 825 ribu bpd (barel per hari) sedangkan kebutuhannya diprediksi mencapai 1,6 juta bpd, sehingga Indonesia harus mengimpor sekitar 800 ribu bpd untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri.

Indonesia memiliki potensi ketersediaan bahan baku biodiesel dari Crude Palm Oil (CPO) yang sangat besar yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti BBM jenis minyak solar. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk mengatasi krisis energi nasional, Pemerintah menetapkan Kebijakan Energi Nasional dengan diversifikasi energi yang salah satu bentuk implementasinya tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 yang mewajibkan pemakaian biodiesel sebesar 20% untuk sektor transportasi dan industri serta 30% untuk sektor pembangkit listrik pada tahun 2016. Peraturan Menteri tersebut merupakan perubahan terakhir dari Peraturan Menteri ESDM Nomor 32 Tahun 2008.

Dalam rangka mensukseskan program tersebut, pemerintah bersama dengan pemangku kepentingan terkait telah melakukan kegiatan uji jalan pemanfaatan B20 sejak tahun 2014, dimulai dari sosialisasi pemanfaatan B20 Roadshow to Sumatera dan Roadshow Tour the Java-Bali yang berakhir pada 5 Februari 2016 lalu. Melanjutkan sosialisasi terdahulu, Tim Sosialisasi Pemanfaatan Biodiesel 20% (B20) Roadshow Lintas Jawa-Bali telah berangkat dari Jakarta ke Bali dan hari ini dilepas oleh Menteri ESDM untuk kembali ke Jakarta sekaligus mengakhiri rangkaian sosialisasi pemanfaatan Biodiesel 20 % (B20) ini.

"Percepatan optimalisasi sawit sebagai bahan baku Biodiesel telah dicanangkan oleh pemerintah sejak 2006. Optimalisasi tersebut dilakukan dengan peningkatan persentase pencampuran Biodiesel dalam Minyak Solar menjadi 15% sejak April 2015 dan ditingkatkan menjadi 20% untuk sektor transportasi dan industri serta 30% (B30) untuk sektor pembangkit tenaga listrik mulai Januari 2016 melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015," papar Menteri ESDM dalam sambutannya.

Menteri ESDM menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara pertama yang mengimplementasikan program B20 ini. "Sebagai yang pertama, tentunya akan banyak tantangan yang akan hadir dari sisi teknis dan non teknis. Dengan keyakinan dan semangat untuk terus mengembangkan produksi dalam negeri, hal ini akan dapat diselesaikan dan Indonesia akan menjadi pionir biodiesel di dunia," lanjutnya.

Program pengembangan biodiesel di Indonesia merupakan salah satu wujud komitmen Pemerintah Indonesia dalam COP21 Paris yaitu menurunkan emisi sebesar 29% di bawah business as usual pada tahun 2030 dan 41% dengan bantuan internasional yaitu melalui peningkatan penggunaan sumber energi terbarukan hingga 23% dari konsumsi energi nasional tahun 2025. "Penerapan B20 akan meningkatkan diversifikasi energi untuk ketahanan energi nasional dan mengurangi impor BBM hingga 6,9 juta KL yang setara dengan penghematan devisa USD 2 milyar dan berkontribusi mengurangi emisi CO2 equivalent sebesar 9-18 juta ton CO2 equivalent per tahun," jelas Menteri ESDM.

Menteri ESDM berharap melalui kegiatan ini pemerintah, pemangku kepentingan, dan masyarakat Indonesia akan dapat terus berperan aktif, bersinergi, dan berkontribusi optimal untuk mendukung ketahanan energi dan ekonomi nasional yang berkelanjutan melalui penggunaan energi baru dan terbarukan, di antaranya melalui pemanfaatan biodiesel.
Plt. Kepala Pusat Komunikasi Publik,




Hufron Asrofi

Share This!