Mitigasi Bencana Gunungapi Perlu Kolaborasi Antar-Instansi

Thursday, 3 February 2022 - Dibaca 680 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 58.Pers/04/SJI/2022

Tanggal: 3 Februari 2022

Mitigasi Bencana Gunungapi Perlu Kolaborasi Antar-Instansi

Mitigasi bencana gunungapi menjadi hal yang harus dilakukan, mengingat Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak gunungapi yang masih aktif. Mitigasi bencana gunungapi sendiri ialah kegiatan untuk mengurangi resiko atau meminimalisasi dampak dari bencana gunungapi.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Hanik Humaida menyampaikan, tingkat aktivitas gunungapi di Indonesia cukup tinggi dengan karakter yang berbeda dan tipe erupsi yang berbeda pula.

"Aktivitas gunung api periode tahun 2000-2021, terjadi lebih dari 150 erupsi dari 38 gunungapi dengan berbagai tipe erupsi, yaitu efusif, eksplosif, dan freatik, serta menimbulkan berbagai fenomena bahaya," papar Hanik saat menjadi pembicara di Rapat Kerja Nasional Gunung Api Tahun 2022, Kamis (3/2).

Dalam melakukan upaya mitigasi gunung api, imbuh Hanik, diperlukan identifikasi terhadap aktivitas gunung api terlebih dahulu, dan kemudian memahami bahaya serta resikonya. Identifikasi bahaya dan resiko adalah dengan melakukan pengamatan tipe erupsi gunungapi dan periode pengulangan erupsi. "Perlu juga mengidentifikasi fenomena-fenomena erupsi seperti awan panas letusan, awan panas guguran, gas, jatuhan abu, lahar, lava flow, dan tsunami, serta dampak jangkauan bahaya," sambungnya.

Ia menambahkan, jika aktivitas dan bahaya bencana gunungapi sudah teridentifikasi, selanjutnya dapat dilakukan upaya mitigasi bencana, di mana mitigasi bencana tidak bisa dilakukan oleh satu instansi saja, namun perlu dilakukan secara bersama-bersama oleh seluruh stakeholder terkait.

"Mitigasi bencana gunungapi, meliputi peringatan dini (early warning system), diseminasi informasi, edukasi dan sosialisasi," papar Hanik.

Senada dengan Hanik, Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Afrial Rosa mengungkapkan, seluruh stakeholder memiliki peran yang sama dalam melakukan mitigasi bencana gunungapi. Salah satunya adalah diseminasi informasi terkait mitigasi bencana gunungapi kepada masyarakat. Ia menilai, ada hal yang perlu diperbaiki antara semua stakeholder terkait agar diseminasi informasi dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat dengan baik.

"Perlu ada alur koordinasi yang jelas dalam sistem mitigasi bencana ini, sehingga dapat dipastikan peringatan dini kondisi bencana itu sampai ke masyarakat." tandasnya. (DAN)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama


Agung Pribadi (08112213555)

Share This!