Menteri ESDM Ungkap Strategi Capai Target Bauran Energi dari EBT

Monday, 15 January 2024 - Dibaca 4494 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 25.Pers/04/SJI/2024

Tanggal: 15 Januari 2024

Menteri ESDM Ungkap Strategi Penuhi Target Bauran Energi dari EBT


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi bauran energi primer yang berasal dari energi baru dan terbarukan, pada akhir tahun 2023, mencapai 13,1 persen atau 238,1 MBOE. Menteri ESDM Arifin Tasrif, pada Konferensi Pers Capaian Sektor ESDM Tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024, menyampaikan bahwa diperlukan upaya strategis untuk mencapai target 23% di tahun 2025.

"Mengenai bauran EBT di tahun 2023. Ini kita melihat bahwa peningkatan ada, cuma belum signifikan. Sehingga ini perlu upaya-upaya keras untuk bisa mendekati target capaian di tahun 2025. Tahun 2025 itu kita targetkan 23% bauran, tetapi saat ini kita masih pada level 13,1%," ujar Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Senin (15/1).

Arifin mengungkapkan bahwa Kementerian ESDM telah menyiapkan beberapa langkah strategis, termasuk pelaksanaan pembangunan EBT sesuai dengan yang telah direncanakan pada Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), implementasi program Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap (PLTS Atap) yang ditargetkan 3,6 GW di tahun 2025, dan konversi pembangkit diesel ke EBT sesuai target dalam RUPTL.

"Tentu saja kita harus menyiapkan berapa langkah-langkah strategis, antara lain pelaksanaan pembangunan EBT yang sudah direncanakan di dalam RUPTL, jadi targetnya di 2025 ini sudah terpasang 10,6 Gigawatt lagi. Kemudian implementasi program PLTS Atap. PLTS Atap ini sebetulnya dapat mempercepat, tetapi tentu saja nanti harus disesuaikan dengan kemampuan masyarakat dan PLN untuk bisa mengakomodirnya. Juga konversi pembangkit diesel ke EBT," rincinya.

Selain itu, Kementerian ESDM juga terus menjalankan program mandatori biodiesel B35, program co-firing biomassa pada PLTU, penyediaan akses energi modern melalui EBT di lokasi 3T, eksplorasi panas bumi oleh Pemerintah, serta pemanfaatan EBT off grid dan pemanfaatan langsung.

"Kemudian, ada program mandatori B35, target tahun 2025 ini sebesar 13,9 juta kiloliter. Kita juga harus mengintenskan program co-firing untuk bisa mengurangi emisi, dan juga menyediakan akses energi melalui EBT di lokasi-lokasi 3T, eksplorasi panas bumi, dan kemudian kita juga harus bisa memanfaatkan EBT off grid, mengidentifikasi potensinya dan bagaimana kita bisa mengimplementasinya," ujar Arifin.

Capai 13.155 MW

Di tahun 2023, Kementerian ESDM mencatat penambahan kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 539,52 MW sehingga total kapasitas terpasang pembangkit EBT 2023 sebesar 13.155 MW. Adapun pada tahun 2024, kapasitas pembangkit EBT ditargetkan meningkat sebesar 13.886 MW.

Penambahan kapasitas terpasang PLT EBT pada tahun 2023 di antaranya berasal dari PLTS Terapung Cirata 192 MW; PLTP Sorik Marapi Unit 4 39,6 MW; PLTM Tongar 6,5 MW; dan PLTBg PT Pasadena Biofuels Mandiri 3,9 MW.

Hingga Desember 2023, kapasitas terpasang pembangkit EBT terbanyak dari sumber energi air sebesar 6.784,2 MW. Kemudian PLT Bioenergi 3.195,4 MW, lalu diikuti dengan PLT Panas Bumi 2.417,7 MW. Kapasitas pembangkit dari tenaga surya (PLTS) juga bertambah cukup signifikan dari beroperasinya PLTS Terapung Cirata, sehingga total kapasitas menjadi 573,8 MW. Sementara total kapasitas dari PLTB sebesar 154,3 MW dan PLT Gas Batubara sebanyak 30 MW.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, penambahan kapasitas Pembangkit Listrik dari Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 3.322 Megawatt (MW), dengan kenaikan kapasitas rata-rata sekitar 6 persen per tahun. (DKD)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama

Agus Cahyono Adi



Share This!