Menteri ESDM Resmikan Museum Geopark Batur Sebagai Model Pengelolaan Kawasan
Friday, 1 April 2016 - Dibaca 1589 kali
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
|
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said pada hari ini, Jumat (1/4), meresmikan Museum Geopark Batur di Kintamani, Bangli, Bali. Pembangunan Museum Geopark Batur dimulai setelah kawasan Kaldera Batur diterima sebagai anggota jejaring (Goepark Global Network/GGN yang sekarang bernama UNESCO Global Geopark/UGG) bulan September 2012. Berdirinya Museum Geopark Batur ditujukan sebagai Pusat Informasi tentang Geopark Batur khususnya dan Geopark Nasional Indonesia umumnya. Dengan kata lain, Museum Geopark Batur diarahkan untuk menjadi center of excellence geopark di Indonesia. "Keberadaan museum ini diharapkan mampu mendukung upaya konservasi dan keberlanjutan kawasan Gunung Batur dengan tetap melindungi keunikan geologi, keragaman hayati, dan keragaman budaya. Termasuk melalui penataan kawasan agar menjadi daya tarik utama geowisata, budaya, dan sejarah yang bertaraf internasional. Hal ini akan meningkatkan peran serta masyarakat dan kesejahteraan mereka," jelas Sudirman Said, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Keberhasilan pengelolaan Geopark Batur akan menjadi model bagi kawasan geopark lainnya dalam mengembangkan ekonomi daerah berbasis konservasi. Peran Museum Geopark Batur akan menjadi pusat informasi tentang Geopark Batur, sebagai tempat belajar, atau melakukan penelitian karena Geopark Batur merupakan jendela yang menampilkan sejarah alam pembentukan kaldera dalam dalam waktu puluhan ribu tahun. Dalam museum ditampilkan informasi dua geopark global yang ada di Indonesia: Geopark Batur dan Geopark Gunung Sewu di Jawa Tengah. Dan, empat geopark nasional: Geopark Kaldera Toba di Sumatera Utara, Geopark Merangin di Jambi, Geopark Rinjani di Nusa Tenggara Barat, dan Geopark Ciletuh di Jawa Barat. Berbeda dengan museum-museum lainnya yang dikelola Kementerian ESDM, seperti Museum Geologi di Bandung, Museum Tsunami di Aceh, Museum Karst di Wonogiri, dan Museum Gunung Merapi di Sleman, Museum Geopark Batur tidak hanya secara khusus memamerkan informasi tentang Geopark Batur dan geopark-geopark lainnya di Indonesia, namun secara keseluruhan memperagakan tiga aspek utama pendukung geopark, yaitu Warisan Geologi (Geoheritage), Warisan Keragaman Hayati (Bioheritage) dan Keragaman Budaya (Culture Heritage). Ketiganya secara terintegrasi menghadirkan eksebisi layaknya Natural History Museum. Adanya Museum Geopark Batur memiliki makna penting dalam konteks meningkatkan kepercayaan dan keyakinan nasional bahwa Indonesia memiliki kemampuan membangun Geopark berkelas dunia, sekaligus memotivasi seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama mengembangkan geopark di Indonesia. Pembangunan Museum Geopark Batur ini tidak terlepas dari rasa bangga atas keberhasilan Indonesia meraih predikat UGG. Pada hakekatnya peran dan fungsi Museum Geopark Batur tidak dapat dipisahkan dari keberadaan UGG Batur yang telah hadir sebelumnya, dimana keduanya tentu memiliki arti penting yang strategis bagi pemerintah Indonesia, antara lain:
|
Kepala Pusat Komunikasi Publik KESDM, Sujatmiko |
Share This!