Menteri ESDM Minta Penyelesaian Proyek Banyu Urip Dipercepat
Wednesday, 7 December 2011 - Dibaca 3372 kali
| KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALREPUBLIK INDONESIA SIARAN PERSNOMOR: 78/HUMAS KESDM/2011Tanggal: 07 Desember 2011 MENTERI ESDM MINTA PENYELESAIAN PROYEK BANYU URIP DIPERCEPAT |
| Jakarta-- Menyusul percepatan pelaksanaan ground breaking Lapangan Banyu Urip, Bojonegoro, Jawa Timur, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik meminta agar penyelesaian proyek ini bisa dipercepat mengingat pentingnya kontribusi lapangan tersebut terhadap peningkatan produksi minyak nasional. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono yang meminta adanya langkah nyata dan aktif untuk mengantisipasi terjadinya ketahanan energi dan pangan pada masa depan yang semakin kritis. "Penyelesaian proyek ini diperkirakan akan memakan waktu sekitar 36 bulan, tetapi kami meminta semua pihak agar bekerja sama agar penyelesaiaan proyek ini bisa dipercepat," ujar Menteri Jero Wacik di Jakarta, Rabu (7/12). Ditambahkanya, percepatan tersebut sangat penting untuk segera mewujudkan target pemerintah meningkatkan produksi minyak menjadi 1 juta barel per hari. "Pemerintah menargetkan produksi minyak bisa menjadi 1 juta barel per hari. Blok Cepu ini lah yang diharapkan dapat membantu mencapai target tersebut," ujar Menteri Jero Wacik. Pada Selasa (6/12), Menteri Jero Wacik telah melakukan peletakan batu pertama untuk proyek Engineering, Procurement and Construction (EPC) 1 proyek Banyu Urip. Awalnya, acara ini direncanakan pada akhir Desember, akan tetapi berhasil dipercepat seiring dengan beberapa progres signifikan yang telah dibuat oleh proyek ini. BPMIGAS dan KKKS yang terlibat dalam pengembangan Lapangan Banyu Urip berusaha semaksimal mungkin untuk mempercepat penyelesaian proyek ini menjadi 30 bulan. Pengerjaan proyek ini sudah menunjukkan beberapa perkembangan yang signifikan. Saat ini, dua rig yang akan digunakan untuk proyek ini sedang di bangun di Batam. Selain itu, kapal tanker yang nantinya akan digunakan sebagai Floating Storage and Offloading sudah dibeli dan sedang dipersiapkan di Karimun. Perkembangan tambahan lain adalah pemasangan lapisan pelindung luar untuk pipa onshore sedang dilakukan di Surabaya dan sudah hampir rampung. Pada hari Selasa lalu, Menteri ESDM juga menyaksikan penandatanganan kontrak EPC 5 antara Mobil Cepu Ltd dengan konsorsium PT Rekayasa Industri dan PT Hutama Karya senilai US$95.6 juta. Kontrak pembangunan infrastruktur dan fasilitas injection system ini merupakan kontrak terakhir dalam proyek ini. Dengan adanya beberapa upaya tersebut, Menteri ESDM mengharapkan first oil dari pengembangan penuh Lapangan Banyu Urip bisa dipercepat menjadi bulan Juli 2014 dengan estimasi produksi awal sekitar 90.000 barel per hari. Skala produksi penuh diharapkan bisa terwujud pada Oktober 2014 dengan tingkat produksi 165.000 barel per hari. |
| Kepala Biro Hukum dan Humas Susyanto |
Share This!