Menteri ESDM Kunjungi Lapangan Kilang LNG Donggi Senoro

Thursday, 30 April 2015 - Dibaca 1892 kali

LUWUK - Didampingi Bupati Banggai, Sofhian Mile, Dirut Pertamina, Dwi Sucipto, Kepala SKK Migas, Amin Sunaryadi dan Plt. Direktur Jenderal Migas, IGN Nyoman Wiratmaja, Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said mengunjungi Lapangan Kilang LNG Donggi Senoro di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Kamis (30/4).

DSLNG adalah proyek LNG pertama di indonesia yang mengadopsi model pengembangan hulu dan hilir yang terpisah, berdasarkan Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi No. 22 / Tahun 2001. Berdasarkan model ini, DSLNG sebagai perusahaan hilir bertanggung jawab hanya untuk pengolahan gas alam menjadi LNG, serta memasarkannya kepada pembeli.

Pengembangan pabrik LNG berjalur satu (single-train) bertujuan untuk memanfaatkan gas alam di Sulawesi Tengah yang belum termonetisasi, melalui penerapan model bisnis LNG hilir yang pertama di Indonesia, sehingga mampu mengalihkan beban investasi dari pemerintah ke para pemodal.

Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said dalam sambutannya mengatakan, berperasinyanya Donngi Senoro diharapkan dapat mengenerate pertumbuhan ekonomi. "Kabupaten Banggai merupakan penghasil pendapatan asli daerah (PAD) terbaik di Sulawesi Tengah. Dan saya berharap beroperasinya Donggi Senoro itu akan lebih besar multiplier efeknya dan mudah-mudahan bisa menjadi satu pondasi bagi pertumbuhan Kabupaten ini," ujar Sudirman.

Proyek Donggi Senoro adalah proyek strategis yang pada waktunya beroperasi nanti akan menyumbangkan gasnya yang cukup signifikan bagi domestic maupun internasional.
Proyek Donggi Senoro dikerjakan sepenuhnya oleh bangsa Indonesia karena itu Menteri ESDM mengapresiasinya. "Saya sangat terkesan dengan prestasi dari putra-puteri Indonesia, insinyur Indonesia yang sukses membangun fasilitas produksi yang sangat komplek ini," imbuh Sudirman.

Donggi Senoro LNG (DSLNG) didirikan sebagai perusahaan penanaman modal asing (PMA) pada tanggal 28 Desember 2007, dengan para pemegang saham yang terdiri dari Pertamina Energy Services Pte Ltd (29%), PT Medco LNG Indonesia (20%) dan Mitsubishi Corporation (51%). Namun demikian, terhitung Februari 2011, struktur kepemilikan berubah menjadi PT Pertamina Hulu Energi (29%), PT Medco LNG Indonesia (11.1%) dan Sulawesi LNG Development Ltd (59.9%).(SF)

Share This!