Menteri ESDM Himbau Para Kepala Daerah Lebih Peduli Terhadap Mitigasi Bencana Geologi
JOGYAKARTA - Tidak ada seorangpun yang mampu memastikan kapan
terjadinya bencana, namun seseorang dengan ilmu pengetahuan dapat
memperkirakan kapan sebuah bencana akan terjadi sehingga jatuhnya korban
dapat dihindari. Pengamatan dan pengumpulan data aktifitas vulkanik
gunungapi yang dilakukan pengamat gunung api tidak akan ada artinya jika
sosialisasi yang diberikan tidak ditindaklanjuti para pempinan daerah.
Laporan aktivitas kegeologian terkait kebencanaan rutin diberikan
Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan kepada Pemerintah
Daerah hingga Kecamatan. Laporan tersebut diharapkan Menteri dapat
menjadi perhatian dan dapat ditindaklanjuti.
"Kepada Para Kepala Daerah, Gubernur, Walikota dan Bupati supaya kalau
kami mengirim surat terkait kondisi vulkanologi di daerah masing-masing
itu juga ada perhatian jadi jangan menunggu sampai menunggu hal-hal yang
tidak diinginkan, menurut saya sih itu yang paling penting," pinta
Jonan dalam sambutannya di acara Temu Wicara dengan 44 orang orang
perwakilan pengamat gunung api dari seluruh Indonesia, di Pos Pengamatan
Gunung Merapi Kaliurang, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Minggu (11/6).
Pengamatan visual dan data-data yang dikumpulkan dan dievaluasi para
pengamat gunungapi dan para peneliti geologi terkait mitigasi bencana
geologi jika tidak ditindaklanjuti menurut Menteri Jonan akan sia-sia saja.
Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral melalui Pusat Vulkanologi Dan
Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, secara rutin
menerbitkan peta prakiraan kerentanan gerakan tanah yang berisi
informasi daerah-daerah yang berpotensi longsor per kabupaten/kota,
khusus yang berada di Pulau Jawa. Informasi yang disampaikan tersebut
lebih detail dan terperinci agar memudahkan para pimpinan Daerah dan
instansi terkait mengantisipasi terjadinya bencana geologi.
Pada peta prakiraan gerakan tanah tersebut menggambarkan tingkatan
potensi rawan longsor yang terjadi di tempat itu dengan tanda arsiran
warna-warna yang berbeda. Ada tiga warna yang dipergunakan, yakni hijau
untuk areal dengan potensi gerakan tanah rendah, kuning potensi terjadi
gerakan tanah menengah, dan merah potensi terjadi gerakan tanah
tinggi.(SF)
Share This!